Sentimen
Negatif (100%)
18 Feb 2023 : 01.16
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Sukoharjo

Dampak Dirasa Positif, Vaksinasi Hewan Ternak Tangani LSD Dipercepat

18 Feb 2023 : 01.16 Views 9

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Dampak Dirasa Positif, Vaksinasi Hewan Ternak Tangani LSD Dipercepat

Krjogja.com - SUKOHARJO - Kasus hewan ternak sapi yang terkena Lumpy Skin Diseases (LSD) terus mengalami peningkatan. Sampai akhir tahun 2022 hanya ada 30-40 ekor dan Februari 2023 ini terakumulasi menjadi 230 kasus. Sebanyak 50 persen diantara kasus tersebut telah berhasil sembuh setelah dilakukan penanganan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Rabu (15/2/2023) mengatakan, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sangat serius dalam penanganan terhadap kasus LSD. Sebab penyakit menyerang sangat mematikan dan merugikan bagi peternak, pedagang maupun pemerintah. Sebab Kabupaten Sukoharjo sendiri merupakan daerah yang mampu swasembada daging sapi.

Berbagai langkah dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dalam penanganan LSD. Salah satunya dengan memperketat perdagangan hewan ternak di pasar hewan dan tempat lainnya. Petugas juga memperketat pengawasan terhadap kondisi kesehatan hewan ternak.

Upaya tersebut efektif setelah petugas melakukan disinfeksi di tempat perdagangan hewan ternak dengan menemukan satu kasus gejala LSD. Hewan ternak tersebut dilarang diperjualbelikan di wilayah Kabupaten Sukoharjo karena berbahaya dan harus dikembalikan ke pemilik dan daerah asal.

Tindakan tegas tersebut mendapat dukungan dari peternak dan pedagang hewan ternak. Sebab keberadaan LSD tersebut sangat merugikan apabila terus dibiarkan dan menyebar ke hewan ternak.

"Sampai pertengahan Februari 2023 ini tercatat ada 230 kasus LSD ditemukan disejumlah wilayah. Sebanyak 50 persen kasus diantaranya dapat disembuhkan dengan pengobatan dan penanganan dari unit reaksi cepat Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo," ujarnya.

Dalam penanganan kasus LSD tersebut Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo juga memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya peternak dan pedagang hewan ternak. Hal ini sebagai antisipasi maraknya kasus LSD.

Bagas menjelaskan, serangan LSD disebabkan karena faktor serangan serangga seperti lalat dan nyamuk. Untuk meminimalisir serangan tersebut maka peternak dan pedagang diminta memperbanyak penyemprotan.

"Untuk upaya lainnya dilakukan berupa vaksinasi dengan sasaran hewan ternak khususnya sapi sebagai penanganan sekaligus pencegahan LSD," lanjutnya.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat sudah ada 800 ekor sapi yang sudah divaksin. Vaksinasi dilakukan petugas terhadap hewan ternak yang terkena LSD. Jumlah hewan ternak yang akan divaksin segera ditambah dalam waktu dekat.

"Kami akan ambil lagi sebanyak 500 vaksin dan diharapkan pemerintah segera menambah pasokan vaksin untuk percepatan penanganan LSD di Kabupaten Sukoharjo," lanjutnya.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Arif Rahmanto, hewan ternak sapi yang terserang penyakit LSD tersebut tiga ekor sapi diantaranya harus dipotong paksa. Hal ini dilakukan mengingat kondisi tiga ekor sapi sudah cukup parah terserang LSD. Pemotongan paksa juga dilakukan sebagai antisipasi penyebaran penyakit ke hewan ternak lainnya.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menemukan kasus LSD menyerang hewan ternak sapi pada akhir tahun 2022 lalu. Seluruh hewan ternak sapi tersebut sudah mendapat penanganan dari petugas.

Kondisi hewan ternak sapi yang terserang LSD sampai sekarang masih dalam pemantauan petugas setelah mendapat pengobatan. Sebagian besar sudah dalam kondisi sembuh meski belum tuntas 100 persen kesembuhannya.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mengingatkan para peternak dan pedagang hewan ternak sapi untuk selalu waspada terhadap serangan penyakit LSD. Sebab penyakit LSD masih ada dan rawan menyerang hewan ternak sapi. Kesehatan harus diperhatikan serius.

"Sampai saat ini masih rawan serangan penyakit LSD pada hewan ternak sapi. Meski belum ada temuan tambahan kasus tapi kami minta peternak dan pedagang hewan ternak sapi untuk selalu waspada. Tetap perhatikan kondisi kesehatan hewan ternak sapi," lanjutnya.

Arif meminta kepada peternak dan pedagang hewan ternak sapi untuk segera melapor apabila ada temuan hewan ternak sapi dalam kondisi gejala terserang penyakit LSD. Laporan cepat diharapkan dapat membuat petugas juga segera memberikan penanganan pengobatan. Apabila terlambat maka dikhawatirkan serangan penyakit LSD akan semakin parah.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sudah menurunkan tim pemantau melalui petugas penyuluh lapangan (PPL) khususnya bidang peternakan. Petugas disebar disemua wilayah dengan sasaran pemantauan di peternakan dan pusat perdagangan hewan ternak sapi.

Para PPL secara berkala akan mencatat dan melaporkan kondisi temuan di lapangan saat bertugas ke Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo. Pencatatan dilakukan untuk mengetahui kesehatan hewan ternak sapi baik milik peternak dan pedagang.

Apabila dalam pemantauan tersebut petugas menemukan hewan ternak sapi dalam kondisi gejala LSD maka akan langsung dilakukan penanganan. Bentuknya berupa pengobatan dan pemisahan hewan ternak sapi dalam kondisi sakit dan sehat.

"Saat pemantauan tersebut petugas juga memberikan sosialisasi dan edukasi kepada peternak dan pedagang hewan ternak sapi mengenai ciri-ciri LSD dan cara pencegahannya," lanjutnya.

Salah satu gejala hewan ternak sapi terserang LSD yakni temuan benjolan pada bagian kulit atau tubuh. Benjolan dalam jumlah banyak tersebut menyerang dihampir seluruh bagian kulit atau tubuh hewan ternak sapi. Gejala lainnya kondisi hewan ternak sapi lemah sehingga mempercepat serangan penyakit LSD.

"Peternak dan pedagang hewan ternak sapi tidak perlu panik. Tetap waspada dan segera laporkan ke petugas apabila ada temuan gejala penyakit LSD. Nanti akan dilakukan penanganan oleh petugas dengan cepat," lanjutnya. (Mam)

Sentimen: negatif (100%)