FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap adanya aliran donasi bencana untuk kelompok teroris.

Salah satunya adalah donasi untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat yang belum lama ini terjadi.

Penggalangan dana tersebut dilakukan melalui yayasan resmi.

Mereka diantaranya kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) menggalang dana dengan dalih korban gempa Cianjur.

Selanjutnya kelompok Jamaah Islamiyyah (JI) yang berupaya memperkuat organisasi dengan musyawarah kerja.

Pendukung Presiden Joko Widodo, Jhon Sitorus mengatakan, inilah yang membuat orang-orang jadi tidak simpati dengan berbagai organisasi filantropi di Indonesia.

“Inilah yang membuat orang-orang jadi tidak simpati dengan berbagai organisasi filantropi di Indonesia,” ucapnya, dalam keterangan, Selasa, (14/2/2023).

Dia mengutip pengungkapan perkara TPPU dengan hasil analisis dan hasil pemeriksaan, untuk bagian penggelapan dana dalam yayasan pada 2022 senilai Rp1,7 triliun.

“Ada temuan dana dalam yayasan Rp1,7 Triliun secara total yang terindikasi pencucian uang hingga pendanaan terorisme. Salah satu dugaannya adl dana korban gempa Cianjur,” ujarnya.

Ada dua potensi besar arah penggelapan dana yayasan ini. Pertama, konsumsi pribadi dengan memperbanyak harta, aset pribadi hingga hedonisme.

Kedua, indikasi dukungan kegiatan terorisme. Khusus Cianjur, dugaannya kini telah mengerucut ke pendanaan terorisme.

“Salah satu kelompok yang menggalang dana gempa Cianjur adalah Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Kini sedang didalami oleh PATK bersama BNPT,” tandas pegiat media sosial ini. (selfi/fajar)