Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Institusi: Universitas Paramadina
Tokoh Terkait
Bukan dari Sandiaga Uno, Anies Baswedan Buka Suara soal Perjanjian Utang Pilgub Rp50 Miliar
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku pernah ditawari jadi calon wakil presiden Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Kendati demikian, Anies yang terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini menolak tawaran tersebut. Dia menolak tawaran itu lantaran berkomitmen menunaikan tugasnya sebagai pemimpin DKI Jakarta selama 5 tahun.
Anies mengaku menandatangani kontrak politik dengan jaringan masyarakat miskin kota, kampung aquarium, serta masyarakat kaki lima yang menurutnya adalah janji yang harus ditunaikan. Jika bersedia maju sebagai cawapres Prabowo pada 2019, ia khawatir mereka tak lagi percaya pada demokrasi.
Baca Juga: Banggakan JIS, Anies Baswedan: Mahakarya yang Mudah-mudahan Punya Dampak Positif
“Karena yang bertandatangan untuk mengikuti pemilu begitu saja meninggalkan. Saya tidak mau kerjakan itu, dan itulah yang kemudian saya laksanakan. Sesudah itu selesai, saya gak tahu berikutnya apa kan,” ucapnya.
Kemudian, ia menjelaskan perihal perjanjian utang Rp50 miliar kepada Sandiaga Uno yang mendampinginya saat Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
“Jadi begini, pada masa kampanye itu banyak sekali yang melakukan sumbangan. Ada yang kami tahu, ada yang tidak tahu, dan ada yang memberikan dukungan langsung kepada relawan. Nah kemudian ada dukungan yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang,” jelasnya.
Baca Juga: Soal Surat Utang Piutang Anies Baswedan, Sandiaga Uno Tak Ingin Berpolemik
Kemudian, lanjutnya, jika ia terpilih maka dicatat sebagai dukungan. Tapi, jika tidak berhasil akan menjadi utang yang harus dikembalikan, dan yang menjamin hal tersebut adalah Sandiaga Uno.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini menegaskan, uang tersebut bukan berasal dari Sandiaga Uno. Anies pun mengakui dirinya menandatangani surat perjanjian uang tersebut.
“Dan di dalam surat itu disampaikan apabila Pilkada kalah, maka saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji mengembalikan. Apabila kami menang Pilkada, maka ini dinyatakan sebagai bukan utang dan tidak perlu (dikembalikan). Jadi selesai lah,” katanya.
“Bila kalah maka saya di luar pemerintahan, sah dong cari uang, sah dong punya usaha. Tapi begitu menang, saya di pemerintahan malah tidak usah. Justru itulah dukungan Anda untuk Jakarta yang lebih baik,” tuturnya dikutip dari kanal YouTube Merry Riana.
Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, ini kembali menegaskan tidak ada utang yang harus dilunasi. Dia pun heran mengapa sekarang uang tersebut dibahas kembali, mengingat ia menang pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.***
Sentimen: positif (99.8%)