Sentimen
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi
Pemerintah Ingin Tahun 2030 Indonesia Bisa Mengurangi Penderita Kanker Serviks
Krjogja.com
Jenis Media: News

Pemerintah Ingin Tahun 2030 Indonesia Bisa Mengurangi Penderita Kanker Serviks
Krjogja.com - JAKARTA - Memperingati Bulan Kesadaran Kanker Serviks 2023, PT. Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia berkomitmen untuk terus bermitra bersama pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan, dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, dan bebas dari kanker serviks.
Upaya ini tentunya selaras dengan strategi global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengeliminasi kejadian kanker serviks di dunia pada 2030, diantaranya melalui peningkatan akses informasi dan vaksinasi human papiloma virus (HPV).
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling berisiko bagi wanita. Di Indonesia, kanker serviks menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi wanita dengan kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara yaitu sekitar 36.333 kasus baru atau 9,2 persen dari total kasus kanker di Indonesia pada 2020.
Tingginya angka kejadian kanker serviks ini bukan hanya berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat, tapi juga menjadi beban penyakit yang besar bagi negara.
“Urgensi pencegahan kanker serviks melalui edukasi, perilaku hidup bersih dan sehat, serta imunisasi HPV harus diketahui oleh masyarakat kita,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, M.K.M, di Jakarta, Selasa (31/01/2023).
Berdasarkan data Globocan 2020 insidens kanker serviks 24.4 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 14.4 per 100.000 penduduk. Guna menekan laju kejadian kasus kanker serviks, pemerintah Indonesia telah memasukkan imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional, sebagai 1 dari 14 antigen imunisasi rutin lengkap, yang terintegrasi dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Imunisasi HPV ini diberikan bagi anak perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat. Untuk mendorong keberhasilan program ini, diperlukan kolaborasi berbagai pihak dalam meningkatkan edukasi tentang pentingnya imunisasi HPV sebagai langkah pencegahan primer kanker serviks.
Saat ini, pemahaman terhadap virus HPV dan dampak kesehatan yang ditimbulkan masih menjadi tantangan. Hal ini disampaikan Guru Besar Konsultan Onkologi Ginekologi & Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes.
Menurutnya, tantangan yang kita hadapi saat ini adalah rendahnya kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya infeksi HPV. Padahal, HPV merupakan virus yang sangat berbahaya, dimana hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Kondisi ini tak lepas dari masih banyaknya informasi yang kurang tepat terkait kanker serviks serta masih rendahnya cakupan skrining HPV DNA di Indonesia.
Selain edukasi, upaya pencegahan berupa deteksi dini dan vaksinasi menjadi langkah yang perlu ditindaklanjuti. Saat ini vaksin HPV yang tersedia di Indonesia sudah banyak, ada 3 jenis vaksin HPV (bivalent, quadrivalent dan nonavalent) yang tersedia di rumah sakit dan klinik sehingga mudah untuk diakses oleh masyarakat luas.
Sementara itu, Managing Director MSD Indonesia George Stylianou, mengatakan, MSD Indonesia juga secara resmi meluncurkan portal informasi dan diskusi seputar kanker serviks dan vaksinasi HPV untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi terbaru & terpercaya
Sebagai perusahaan farmasi multinasional yang berfokus dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan inovatif dan vaksin. (Lmg)
Sentimen: negatif (100%)