Sentimen
Positif (94%)
30 Jan 2023 : 05.44
Informasi Tambahan

Institusi: Paspampres

Kab/Kota: Tangerang, bandung, Solo, Manado

Sekelumit Cerita Tentang Ibu Siti, Doa, dan Beasiswa Presiden Jokowi untuk Devid Anaknya

30 Jan 2023 : 05.44 Views 17

Prfmnews.id Prfmnews.id Jenis Media: Nasional

Sekelumit Cerita Tentang Ibu Siti, Doa, dan Beasiswa Presiden Jokowi untuk Devid Anaknya

PRFMNEWS – Ibu Siti Mafira, salah satu nama yang didengar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja ke kawasan Pantai Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat 20 Januari 2023.

Kala itu, Presiden Jokowi mendengar keluh kesah Ibu Siti yang mengalami kesulitan biaya kuliah anaknya, Devid Telussa hingga akhirnya diberi beasiswa oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Ibu Siti tak berhenti bersyukur atas bantuan beasiswa untuk pendidikan kuliah anaknya yang diberikan Presiden Jokowi. Baginya, itu adalah jawaban terindah dari tiap doa yang dipanjatkannya pada Sang Maha Kuasa.

Baca Juga: VIDEO: Pemandangan Lautan Manusia di Masjid Raya Al Jabbar saat Akhir Pekan

Ibu Siti pun menceritakan sekelumit momen perjumpaan awalnya dengan Presiden Jokowi ke Pantai Malalayang yang merupakan salah satu tempat wisata di daerah tempat tinggalnya itu.

Siti mengisahkan, saat itu kedatangan Jokowi ke Pantai Malalayang karena akan melakukan peresmian penataan kawasan wisata bahari di Kota Manado tersebut.

Berjalan menembus kerumuman warga lainnya, Siti berusaha melewati penjagaan Paspampres dan berteriak.

Baca Juga: 7 Orang Terduga Pelaku Pelemparan Bus Persis Solo Ditangkap Polres Tangerang Selatan

“Pak Jokowi, Pak Jokowi, saya ‘torang’ mau bercerita, Pak Jokowi, torang mau bercerita. Kita mau kasih tahu keluhan hati, Bapak Jokowi. Pak Jokowi tolong lihat ke saya, saya mau bercerita,” ujar Siti menceritakan kembali kisah pertemuannya dengan sang Kepala Negara.

Mendengar teriakan itu, Presiden Jokowi melihat ke arahnya dan langsung melambaikan tangan sebagai bentuk sapaan.

“Mari Bu, sini Bu, Ibu punya keluhan apa? Ke sini Bu,” kata Presiden.

Jalan di hadapannya kemudian terbuka, seakan menjadi jawaban dari doa-doa Siti malam-malam sebelumnya agar berjumpa Kepala Negara. Begitu berjumpa, dipegangnya erat-erat tangan Presiden, ditumpahkanlah keluhan hatinya.

Baca Juga: Patroli Gabungan di Kota Bandung: Polisi Amankan Kelompok Bermotor yang Kedapatan Bawa Sajam dan Miras

Kepada Jokowi, ia kemudian bercerita mengenai dirinya yang tidak bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT) anaknya, Devid.

“Saat itu juga Pak Jokowi terima saya dengan baik, minta KTP saya. ‘Ibu ada KTP?’ ‘Ibu ada nomor HP?’ Ada Pak Jokowi,” lanjutnya bercerita.

Selepas pertemuan tersebut, Siti ditelepon oleh staf kepresidenan dan meminta data-data anaknya untuk dibantu beasiswa dari Jokowi.

Siti yang saat itu sedang berjualan di sekitar RSUP Prof. Kandou dan sengaja mendatangi Pantai Malalayang, langsung menangis dan terduduk. Ucapan syukur tak henti-hentinya keluar dari mulutnya saat mendengar kabar bahagia tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Bandung Bakal Miliki Patung Soekarno Tahun ini

“Ya Allah terima kasih. Ya Allah telah kabulkan saya baca doa selama ini,” ujarnya sambil terisak.

Di mata kedua orang tuanya, Devid adalah anak yang rajin dan penurut. Jika Devid sedang belajar, ia sering lupa waktu. Tak jarang makanan yang disimpan untuk anaknya itu menjadi basi karena Devid pulang larut malam untuk belajar.

Tak heran jika Devid bisa meraih nilai memuaskan di semester pertamanya kuliah dengan indeks prestasi (IPK) 3,6. Di sela-sela kuliahnya, Devid juga terkadang bekerja paruh waktu mencuci piring di sebuah restoran.

“Mereka mengerti dengan keadaan saya, tidak pernah menuntut. Kalau Devid mau pergi kuliah, atau waktu dia di SMK, dia jalan kaki, enggak ada uang jadi jalan kaki sampai sekolah,” kata Siti.

Baca Juga: Tolak Perppu dan RUU Omnibus Law, Buruh Bakal Adakan Aksi Besar-besaran Awal Februari Ini, Termasuk di Bandung

Meski serba berkekurangan, Siti berkeyakinan jika ilmu adalah harta yang paling indah dan paling luar biasa untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

Oleh karena itu, Siti selalu berusaha sekuat tenaga agar bisa menyekolahkan anak-anaknya demi masa depan.

“Harta yang paling indah, harta yang paling luar biasa adalah ilmu. Karena itu, saya akan berusaha apapun untuk anak dan masa depannya,” ujarnya.

Devid Telussa lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan. Saat ini, pria berusia 19 tahun tersebut duduk di semester II di Fakultas Hukum, Universitas Sam Ratulangi, Kota Manado.

Devid mengatakan, penghasilan sang ibu dari berdagang puding dan ayahnya, Hamid Monoarfa, yang berprofesi sebagai sopir serabutan tidak cukup untuk membayar UKTnya.

Bahkan, saat mendaftar untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Devid mengaku harus meminjam uang pendaftaran sebesar Rp150 ribu kepada orang tua temannya.

Baca Juga: Negara Sahabat Dukung Kesuksesan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023

“Waktu mau masuk itu banyak sekali kendala, soal administrasi waktu ikut SBMPTN uang juga hanya pinjam untuk pendaftaran. Bahkan sampai sekarang Devid hanya mencicil karena belum bisa mengembalikan,” tutur Devid.

Ia pun sangat bersyukur dengan beasiswa yang diberikan Presiden hingga selesai berkuliah tersebut, dan bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan dengan belajar sebaik-baiknya.

“Devid juga banyak-banyak terima kasih kepada Bapak Jokowi karena telah membantu Devid karena ini salah satu bantuan yang sangat berharga untuk Devid,” tuturnya.

Sementara Hamid mengungkap, Devid adalah anak laki-laki pertamanya. Sebelum akhirnya berkuliah, dia sempat berpikiran agar putranya itu segera bekerja selepas lulus dari jurusan jaringan dan komputer di SMK.

Baca Juga: Kabar Duka: Kakak Wali Kota Bandung Yana Mulyana Meninggal Dunia Hari ini

Hal itu pernah terbesit di benaknya karena sebagai orang yang secara ekonomi berkekurangan, Hamid menyadari betapa besarnya biaya untuk menguliahkan anak kesayangannya itu.

Namun, melihat tekad anaknya yang sangat kuat untuk melanjutkan studi membuat ia dan istrinya berupaya sekuat tenaga agar Devid bisa berkuliah.

“Tapi orang tua juga berpikir, bagaimanapun coba usaha. Pertama kali itu berusaha untuk masuk dulu. Jadi kami berusaha untuk membayar yang pertama itu. Itu Rp3 juta, itu tidak sepenuhnya dari kami. Sebagian kami pinjam dari teman-teman. Sampai sekarang belum lunas, tapi mereka bilang mereka ikhlas,” beber Hamid.***

Sentimen: positif (94.1%)