Sentimen
Positif (96%)
25 Jan 2023 : 13.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Dubai, Yogyakarta, Sleman, Hongkong

Proses Izin Bappebti, Pay Changer Masuk Indonesia

25 Jan 2023 : 13.25 Views 10

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Proses Izin Bappebti, Pay Changer Masuk Indonesia

Krjogja.com - SLEMAN - Pay Changer, platform kripto asal Ukraina memperkenalkan diri pada masyarakat Indonesia di Yogyakarta, Minggu (22/1/2023). Meski belum mengantongi ijin Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Pay Changer menyampaikan komitmen untuk menjadi salah satu Blokchain kripto yang dipercaya masyarakat.

Sherii, CEO Pay Changer asal Ukraina, mengatakan pihaknya antusias hadir ke Indonesia dengan menawarkan sistem mata uang kripto yang kini diminati masyarakat dunia. Ia menyebut banyak orang masuk ke market kripto dan diprediksi terus berkembang ke depan.

“Kami terus mengedukasi orang yang tidak milenial bisa merasa milenial, mengetahui dan menggunakan. Mereka bisa menghasilkan dan memperbaiki hidup. Sistem kripto Pay Changer ini desentralisasi, jadi itu tidak tergantung pada apapun kecuali transaksi mitra yang ada di dalamnya. Semakin banyak yang membeli maka harga bisa semakin tinggi, sebaliknya kalau banyak yang menjual ya harganya akan turun,” ungkapnya pada wartawan di aring Jogja Hotel.

BACA JUGA :

Pemulihan Ekonomi DIY Jadi Salah Satu Yang Tercepat di Indonesia

Kamil Mundo, CTO Pay Changer, dari Kazakstan, menambahkan Pay Changer merupakan layanan pembayaran dengan memanfaatkan IT. Ia menyebut perusahaannya sudah mendapat audit dari perusahaan Jerman Solid Proof dan mengklaim sudah memiliki ijin di Hongkong.

“Untuk di Indonesia saat ini sedang proses ijin, agar terdaftar di Bappebti. Kami serius ingin bergerak secara legal dan saat ini seluruhnya masih dalam proses,” sambungnya.

Sementara, Sri Rahayu Widyaningsih dari Pay Changer Indonesia, menyampaikan bahwasanya sistem tersebut sudah dipakai di beberapa negara seperti Dubai, Turki, Hongkong, Cina, Ukraina, Rusia, Khazakstan dan beberapa negara Eropa Timur. Pihaknya ingin sistem tersebut digunakan di Indonesia untuk membangun ekosistem pembayaran menggunakan koin tersebut.

“Semua transaksi bisa kita lakukan, semacam pembayaran, sebagai alat tukar ke sesama pengguna coin patch. Kita baru grand launching, yang gabung sudah ada 100 orang. Kami mulai di Jogja dan akan bergerak ke seluruh Indonesia. Selama presale nilai satu koin Rp 300. Namun kalau sudah terjual 300 ribu di seluruh dunia bukan hanya Indonesia, koin akan di close dan naik harganya menjadi Rp 700 sampai Rp 1000,” terangnya.

Sri Rahayu menyebut, koin Pay Changer hanya diciptakan sedikit dengan pengguna di seluruh dunia. Koin jika sudah habis dari 300 ribu keping itu, menurut Sri tidak akan dicetak lagi.

“Dengan komunitas yang banyak di seluruh Indonesia, nilai demand akan naik. Saat ini yang terjual sudah 100 ribu di seluruh dunia ada di Dubai, Turki, Hongkong, Cina, Ukraina, Rusia, Khazakstan dan beberapa negara Eropa Timur. Kita sedang kembangkan terus di banyak negara. Target kami dua tahun bisa berkembang di Indonesia. Bisa 20 persen saja penduduk Indonesia pakai sudah sangat bagus. Saldo awal membeli koin Rp 1,5 juta,” tandasnya.

Sri Rahayu mengakui, di Indonesia bisnis kripto memang memiliki tantangan tak mudah, apalagi banyak koin-koin terdahulu yang datang dan pergi karena tak punya blockchain sendiri. Ia mencontohkan Bitcoin yang memikiki blockchain sendiri maka ia menjadi kuat.

“Semua mengatakan kripto tapi sistemnya menumpang dengan buku besarnya yang lain. Orang yang seperti ini sistemnya hit and run, menumpang dengan orang lain. Kalau menumpang, menurut kami sudah niat jahat. Kita masih dalam proses untuk perijinan ke Bappebti saat ini. Semua masih dalam on proses, kami baru mendapat legalitas dari Jerman saja 16 Januari lalu,” pungkasnya. (Fxh)

*Disclaimer segala keputusan investasi adalah dari pembaca. Cermat dan teliti saat memilih investasi termasuk risiko yang mungkin ditimbulkan. Segala bentuk kerugian atau hal lain bukan menjadi tanggung jawab redaksi Krjogja.com

Sentimen: positif (96.6%)