Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Klaten, Cirebon, Kartini
Tokoh Terkait

Arifin
Nano Riantiarno, Pendiri Teater Koma Tutup Usia
Krjogja.com
Jenis Media: News

Nano Riantiarno pendiri Teater Koma semasa masih hidup (foto: liputan6.com)
Krjogja.com - JAKARTA - Jagat teater dan pertunjukkan Tanah Air berduka, sebab pendiri Teater Koma Nano Riantiarno (73 tahun) tutup usia. Pemilik nama asli Norbertus Riantiarno ini meninggal dunia pada Jumat (20/1/2023) pukul 06.58 WIB.
Kabar dka tersebut datang dari Sari Madjid adik ipar Nano Riantiarno. "Saya ada di Klaten mau syuting. Enggak tahu jam berapa (kabar duka sampai ke Jajang). Yang kasih tahu itu adiknya Ratna (istri Nano), Sari Madjid," kata Jajang C Noer, yang juga merupakan salah satu pendiri Teater Koma, seperti dikutip dari Antaranews.
Aktris itu turut menyampaikan duka cita atas kepergian Nano. Jajang sendiri merupakan salah satu pendiri Teater Koma bersama Nano dan Ratna serta sembilan pendiri lainnya. Di mata Jajang, Nano merupakan sosok yang baik tidak hanya kepada orang-orang terdekatnya tetapi juga kepada semua orang.
"Nano itu seorang budayawan, juga tokoh teater. Dan lebih dari itu, seorang kawan baik untuk kawan-kawannya termasuk saya, untuk murid-muridnya, anggota Teater Koma. Dia selalu terbuka untuk mengajarkan tentang teater kepada siapa saja. Dan juga kawan baiknya mas Arifin," kata Jajang.
Belum ada konfirmasi penyebab Nano meninggal dunia dari pihak keluarga. Namun, diketahui Nano sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Profil Nano Riantiarno
Nama panjang Nano adalah Norbertus Riantiarno merupakan seorang aktor, penulis, sekaligus sutradara yang lahir pada 6 Juni 1949 di Cirebon, Jawa Barat. Ia dikenal sebagai pendiri Teater Koma yang didirikan pada 1 Maret 1977.
Melansir dari situs teaterkoma.org, Nano melanjautkan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) dan bergabung dengan Teguh Karya. Ia juga ikut mendirikan teater populer 1968 dan kemudian masuk Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara 1971.
Nano juga mempunyai banyak sekali karya-karya panggung yang sangat terkenal seperti Rumah Kertas, JJ Atawa Jian Juhro, Maaf.Maaf.Maaf, Kontes 1980, Trilogi OPERA KECOA (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Konglomerat Burisrawa, Presiden Burung-burung, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya menulis untuk panggung teater Nano juga menulis banyak skenario film dan televisi beberapa di antaranya bahkan mendapatkan penghargaan bergengsi. Beberapa penghargaannya adalah seperti berikut ini:
1. Piala Citra di Festival Film Indonesia di Ujung Pandang untuk karya Jakarta Jakarta (1987).
2. Piala Vidia pada Festival Film Indonesia di Jakarta dalam sinetron Karina (1987).
3. Mendapatkan lima hadiah sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (1972-1973-1974-1975-1998).
4. Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1978).
5. Sayembara Novelet Majalah FEMINA dan Sayembara novel majalah KARTINI untuk novel Ranjang Bayi dan Percintaan Senja (1993).
6. Hadiah Seni, Piagam Kesenian, dan Kebudayaan dari Departemen P&K atas nama pemerintahan Republik Indonesia.
7. Penghargaan Penulis Skenario Terpuji dalam serial televisi Kupu-Kupu Ungu (1999).
8. Film Mini Seri televisi terbaik dalam serial Cinta Terhalang Tembok (2002). (*)
Sentimen: positif (99.6%)