Sampang (beritajatim.com) – Jeleknya kualitas kostum Senam Sampang Hebat Bermartabat (SSHB) Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang ada di Kabupaten Sampang, menjadi tanding topic di sejumlah media sosial (Medsos) terutama pada beberapa group whatsapp.

Dalam postingan penguna medos di group WA tersebut bermacam-macam menyikapi buruknya kualitas kostum, mulai dari jenis jahitan hingga bentuk kaos dan training yang tidak simetris alias panjang sebelah.

Tak hanya itu, kostum yang akan digunakan untuk senam memecahkan rekor MURI, Senin 26 Desember 2022 tersebut, juga sudah ada yang robek.

Padahal, jumlah uang untuk iuran pembelian kostum melalui surat permohonan kepada peserta pemecah rekor MURI yang ditandatangani oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Sampang, per kostum sebesar Rp 200 ribu hingga terkumpul Rp 2 Miliar.

Menanggapi hal itu, anggota komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Moh. Iqbal Fatoni meminta kepada Sekda untuk bertanggungjawab. “Pengadaan kostum rekor MURI itukan yang menandatangani Sekda, jadi harus bertanggung-jawab,” terangnya, Minggu (25/12/2022).

Ia menambahkan, persoalannya saat ini bukan lagi bagaimana memecahkan rekor MURI, melainkan sudah masuk ke tataran pembeli produk. “Saya sudah katakan sebelumnya, kostum rekor MURI ini termasuk proyek,” tegasnya.

Sekedar diketahui, pelaksanaan senam untuk memecahkan Rekor MURI tersebut molor dari jadwal sebelumnya, sebab yang awalnya akan dilakukan 21 Desember 2022, mundur menjadi Senin 26 Desember 2022, adapun target dari panitia rekor MURI yakni melibatkan 10.399 personel dari kalangan Aparatur Sipil Negara yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang.[sar/kun]