Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Petrokimia Gresik
Kab/Kota: Jember, Gresik
Kandungan Organik Lahan Pertanian di Jember di Bawah 2 Persen
Beritajatim.com
Jenis Media: Politik

Jember (beritajatim.com) –
Kandungan organik yang terkandung dalam lahan pertanian di Kabupaten Jember, Jawa Timur di bawah standar. Ketergantungan terhadap pupuk kimia harus disudahi segera.
“Kandungan organik tanah di Kabupaten Jember rata-rata di bawah dua persen. Normalnya lima persen. Kita membutuhkan pemulihan tanah dengan menggunakan pupuk organik,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Jember Imam Sudarmaji.
Namun kesabaran petani dalam menggunakan pupuk organik terlampau pendek. Mereka ingin melihat tanaman segera tumbuh hijau. “Itu memang membutuhkan banyak urea,” kata Imam.
Abdul Rois, Ketua Kelompok Tani Sekar Tani di Kecamatan Puger, membenarkan pernyataan Imam. “Kadang ada petani yang tidak mau ribet dengan aplikasi. Kalau dikasih satu ton per hektare, kan pengaplikasiannya di lahan butuh tenaga. Ada ongkos angkutan, ongkos penaburan pupuk organik sebelum tanam,” katanya.
Saat ini ketika membeli pupuk kimia bersubsidi, petani tetap harus menebus pupuk organik Petroganik yang disubsidi pemerintah. Sebagian petani tidak menggunakannya walau sudah membeli. “Tapi kadang dicampur dengan pupuk kimia,” kata Rois.
Petugas penyuluh lapangan terus mengingatkan pentingnya penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk kimia. Imam membuka ruang kepada para petani untuk datang dan bertanya soal jumlah kandungan hara tanah di lokasi sawah masing-masing. “Insya Allah petugas penyuluh lapang kami ke depan dibekali alat untuk menguji kesuburan tanah di wilayahnya,” katanya.
Kelompok tani sebenarnya juga mendukung penggunaan pupuk organik. “Kami sudah memberikan edukasi kepada petani terkait penggunaan pupuk organik di setiap pertemuan kelompok dan setiap awal tanam. Jadi pupuk organik tidak harus pabrikan. Hasil samping petanian seperti jerami, sisa tumbuhan kacang, jagung, dikembalikan ke tanah sebagai bagian dari peningkatan organik di tanah,” kata Ali Muntaha, Ketua Kelompok Tani Lumayan di Desa Selodakon, Kecamatan Tanggul.
Dari 75,3 hektare lahan yang dikelola anggota kelompok Tani Lumayan, 50 persen sudah menggunakan pupuk organik. “Tapi dosisnya belum bisa diukur. Sekarang pupuk organik untuk standar yang diorekomendasikan lima kuintal per hektare per musim. Kalau menggunakan pupuk organik pabrikan paling sekitar 2 kuintal, tidak sampai kadang. Karena mereka kurang yakin dengan pupuk pabrikan,” kata Ali.
Ali menyebut petani lebih suka menggunakan pupuk organik produksi lokal daripada Petroganik, kendati pupuk organik produksi Petrokimia Gresik itu bersubsidi. “Kalau menggunakan pupuk organik sendiri, bahan melimpah, lebib murah. Mereka bisa memenuhi lima kuintal. Harga pupuk organik Petrokimia kan Rp 32 ribu per 40 kilogram. Sedangkan kalau bikin sendiri per satu kuintal Rp 15-20 ribu,” katanya.
Problem petani adalah tak punya waktu untuk membuat pupuk organik mandiri secara berkelanjutan. Itulah kenapa Ali mendukung pendirian pabrik pupuk organik oleh Pemerintah Kabupaten Jember. “Diharapkan ada pabrikan yang bisa memproduksi pupuk organik yang sama dengan yang mereka produksi. Bahan baku dari kami, pabriknya melakukan standardisasi,” katanya. [wir/ted]
Keterangan
Artikel ini telah diperbaiki pada Kamis 27 Januari 2022 pukul 08.26 WIB
Sentimen: positif (100%)