Sentimen
Negatif (96%)
9 Jan 2023 : 16.14
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Mojokerto

Tokoh Terkait
Ikfina Fatmawati

Ikfina Fatmawati

Pantau Harga, Pemkab Mojokerto Turunkan Tim Satgas Pangan

9 Jan 2023 : 16.14 Views 11

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Pantau Harga, Pemkab Mojokerto Turunkan Tim Satgas Pangan

Mojokerto (beritajatim.com) – Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan menurunkan Tim Satgas Pangan untuk mengecek harga minyak goreng di pasaran. Hal ini disampaikan saat mengecek langsung harga minyak goreng di Pasar Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

“Ya alhamdulillah. Jadi ini tadi di lapangan salah satu masalah yang dihadapi penjual eceran itu adalah mereka masih membeli minyak goreng pada saat kulakan yang harganya masih mahal. Kalau yang belinya itu sedikit-sedikit kelihatan itu mereka tidak terlalu berat,” ungkapnya, Jumat (28/1/2022).

Namun jika para pedagang membeli dalam partai besar lebih yakni dari 50 dos maka akan menjadi masalah. Meski pemerintah pusat sudah diumumkan membuat kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng akan mulai disesuaikan per 1 Februari 2022, pihaknya akan mencari solusi terkait masih tingginya harga minyak goreng di pasaran.

“Kalau tidak ada solusi, kasihan barang-barang yang sudah dibeli itu nanti tidak akan bisa dijual karena pasti akan rugi. Kabupaten Mojokerto akan menurunkan Satgas Pangan untuk segera mengidentifikasi kasus yang sama dengan pembelian kulakan yang sudah dalam jumlah partai besar untuk segera dicarikan solusi bagimana jalan keluarnya. Seperti itu,” katanya.

Masih kata Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini, di pasaran masih ditemukan harga Rp18.500 per liter dan masih ada stok berdus-dus. Menurutnya hal tersebut yang harus diselesaikan sehingga Tim Satgas Pangan turun untuk menentukan titik-titik yang stoknya masih banyak kulakan dalam jumlah yang besar.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati saat sidak di Pasar Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

“Kalau memahami, harus menyesuaikan harga pemerintah maka kita tidak bisa melangkah sendiri sesuai dengan koordinasi dan aturan yang sudah ditetapkan. Yang jelas kita komunikasikan supaya pemerintah di tingkat provinsi dan kementrian mengetahui kondisi di lapangan bagaimana?,” tuturnya.

Menurutnya, ditemukan dus-dus minyak goreng di lapak pedagang dinilai bukan bentuk penimbunan. Namun karena para pedagang sebelumnya sudah membeli minyak goreng dalam jumlah banyak dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan karena pembelian dalam partai besar akan lebih murah.

“Bukan penimbunan karena belinya sudah tahun kemarin. Jadi tadi disampaikan, dia bilang belinya supaya beli murah kan memang harus besar. Untuk itu, Satgas Pangan akan turun identifikasi segera, selama ini kan belum ada mengecek. Stok berapa? Beli kemarin dimana? Harga beli berapa? Harus ada komunikasi kalau barang tinggal 6 kan tidak masalah tapi kalau stok berdus-dus kan jadi masalah,” urainya.

Sementara itu, salah satu pembeli, Mujiati (30) membenarkan, jika harga minyak goreng di pasaran masih mahal sehingga saat ada Operasi Pasar (OP) khusus minyak goreng, ia turut mengantre. “Iya masih mahal memang. Yang Rp14 roni di minimarket sudah tidak ada lagi. Tiap hari cek selalu habis, katanya tidak ada barangnya. Kita tidak tahu. Harapannya turun normal seperti dulu, Rp12,” tegasnya. [tin/ted]

Sentimen: negatif (96.9%)