Sentimen
Negatif (100%)
3 Jan 2023 : 10.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Manggarai, Yogyakarta

Kasus: pembunuhan

Pemindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

3 Jan 2023 : 10.20 Views 24

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

Pemindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

Soekarno saat menggelar rapat. (https://bit.ly/3WTXZWY)

Elshinta.com - Pasca kemerdekaan, Sekutu datang ke Indonesia. Namun mereka tidak menjalankan tugas seharusnya dan kedatangannya pun diboncengi NICA. Setiba di Indonesia, pasukan Sekutu melakukan razia dan penangkapan para pejuang kemerdekaan. Bahkan juga terjadi upaya penculikan dan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno dan para pejabat tinggi lainnya.

Melihat kondisi di Jakarta yang sedang tidak aman, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Pakualam VIII mengirimkan sebuah surat pada 2 Januari 1946. Isi dari surat itu adalah apabila pemerintah RI bersedia, mereka bisa memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta hingga kondisi aman kembali.

Presiden Soekarno menyambut dengan sangat baik masukan dari Sultan. Keesokan harinya, dalam sidang kabinet tertutup, tawaran tersebut didiskusikan oleh Soekarno bersama kawan-kawannya. Hasil perundingan adalah Presiden Soekarno setuju untuk memindah ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta.

Pada 3 Januari 1946, Presiden Soekarno melakukan upaya evakuasi. Mengingat saat itu Jakarta diawasi ketat oleh NICA, maka salah satunya jalan untuk bisa melakukan proses evakuasi adalah lewat kereta api.

Pada 3 Januari 1946 tengah malam, gerbong kereta api C. 2809 buatan Jerman yang melintas dimatikan lampunya. Harapannya, Sekutu atau NICA akan mengira kereta api tersebut hanyalah kereta biasa yang sedang melintas menuju Stasiun Manggarai.

Betul saja, NICA mengira kereta itu kosong.Soekarno kemudian menyusup ke dalam gerbong dengan sangat hati-hati.

Pada 4 Januari 1946 pagi buta, kereta api tersebut membawa Soekarno dan rombongannya ke Yogyakarta. Setibanya di Stasiun Tugu Yogyakarta, Soekarno dijemput oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Pakualam VIII, Panglima TKR Jenderal Soedirman, dan pejabat tinggi negara lainnya.

Dengan begitu, pada 4 Januari 1946, ibu kota Indonesia dipindahkan secara diam-diam dari Jakarta ke Yogyakarta. Salah satu alasan dipilihnya Yogyakarta adalah, karena bentang alamnya yang membuat penjajah sulit untuk masuk ke wilayah tersebut.

Sampai 1948, Yogyakarta berdiri menjadi ibu kota Indonesia, sebelum akhirnya pasukan Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948. Pada saat itu, seluruh pemimpin Indonesia ditangkap dan diasingkan.

Akibatnya, pemerintah RI terpaksa membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat. Ibu kota Indonesia kembali lagi ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949 dan baru dipindahkan kembali ke Jakarta pada 17 Agustus 1950.

Sumber: kompas.com

Sentimen: negatif (100%)