Sentimen
Positif (65%)
29 Des 2022 : 16.33
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kab/Kota: Tiongkok

Kasus: covid-19

Profesor Zubairi Akui Setuju Jika PPKM Dicabut: Data Mendukung Kebijakan Tersebut

29 Des 2022 : 16.33 Views 21

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Profesor Zubairi Akui Setuju Jika PPKM Dicabut: Data Mendukung Kebijakan Tersebut

PIKIRAN RAKYAT –  Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa ada kemungkinan jika Pemerintah Indonesia akan memberhentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 ini.

“Hari ini (21 Desember 2022), kemarin, kasus harian kita berada di angka 1.200, dan mungkin nanti akhir tahun, kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM kita,” katanya, dikutip pada Rabu, 28 Desember 2022.

Pernyataan soal kemungkinan penghentian PPKM tersebut pun turut dikomentari oleh salah satu peneliti sekaligus konsultan hematologi dan onkologi, Profesor Zubairi Djoerban.  Ia turut memberikan tanggapan soal hal tersebut melalui akun Twitter miliknya, @ProfesorZubairi.

Zubairi pun mengatakan bahwa ia setuju jika PPKM dicabut. Menurutnya, sejumlah data terkait angka kasus positif Covid-19 dan angka kematian pun mendukung untuk dapat menerapkan kebijakan tersebut.

Baca Juga: Warga Ragukan Prediksi Badai Dahsyat Keluaran BRIN, Jokowi: Ikuti Semua Kata BMKG

“Pada prinsipnya saya setuju PPKM dicabut. Data-datanya mendukung kebijakan tersebut: rata-rata 500 kasus per hari, dengan angka kematian & BOR rendah. Artinya tidak ada alasan untuk melakukan pembatasan untuk saat ini. Saya harap situasi ini stabil dan Covid-19 terus terkendali,” ujarnya.

“PPKM layak dicabut? Data mendukung kebijakan ini. Misalnya kasus harian pada 26 Desember 2022 hanya 468, meninggal 14 orang. Jadi memang turun drastis. Tapi tolong dicatat juga bahwa tes harian PCR di Indonesia rendah banget, di bawah 10 ribu per hari. Dulu pernah 90 ribu,” ucapnya menambahkan.

Meski demikian, Zubairi pun menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 merupakan sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa kenaikan kasus pun masih mungkin terjadi.

“Kapan PPKM akan diberlakukan lagi? Ini yang perlu diingat. Pandemi Covid-19 itu amat dinamis. Jadi masih ada kemungkinan terjadi kenaikan kasus. Kalau angka kasus rendah, ya PPKM dilepas, kalau naik signifikan, ya harus segera diberlakukan PPKM, jangan telat,” tuturnya.

Baca Juga: Libur Nataru, Objek Wisata Pantai di Jabar Sepi Pengunjung

Dalam akun Twitter miliknya tersebut, Zubairi mengatakan jika Indonesia masih harus waspada terkait pengaruh lonjakan Covid-19 di negara lain.

“Pengaruh gelombang besar Tiongkok? Tiap ada lonjakan besar di satu negara, maka akan muncul varian baru, yang mungkin saat ini belum dikenal ya. Nah, varian baru yang menyebar ke berbagai negara ini yang bisa menembus kekebalan tubuh kita. Indonesia harus waspada,” katanya.

Lebih lanjut, dalam cuitannya tersebut, Zubairi pun ikut menanggapi soal kebijakan zero transmission Tiongkok.

Baca Juga: 7 Rekomendasi BMKG Terkait Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia

“Kebijakan zero transmission Tiongkok tidak efektif? Sampai medio 2022 kebijakan ini bagus. Namun nyatanya tidak untuk saat ini. Padahal, prinsip penyakit menular kan begitu dikarantina lama, ya selesai. Tapi di sisi lain, kekebalan tubuh kita dari vaksinasi tidak bertahan lama,” ujarnya.***

Sentimen: positif (65.3%)