PIKIRAN RAKYAT - Momen tahun baru biasanya kerap dihabiskan untuk berlibut bersama keluarga. Saat berlibur, kesehatan sudah pasti tetap harus diperhatikan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah dr. Dias Septalia Ismaniar mengimbau masyarakat untuk tetap memakai masker dengan benar di lokasi yang ramai pengunjung.

Menurutnya, memakai masker tetap disarankan meski di tempat itu sudah membebaskan pemakaian masker demi mencegah penyakit saat liburan termasuk Covid-19.

"Gunakan masker pada tempat-tempat yang crowded pengunjung, walaupun di tempat tersebut regulasinya sudah bebas masker. Tetapi hal ini tetap penting untuk pencegahan (Covid-19)," katanya.

Baca Juga: Jaksa Agung Burhanuddin: Jangan Takut Serangan Balik Koruptor Selama Saudara Kerja Profesional

Ia juga mengingatkan terkait penyakit yang sering dijumpai usai masa liburan termasuk Natal dan Tahun Baru, seperti influenza, batuk, pilek, radang tenggorokan, infeksi telinga, dan diare.

Demi menghindari penyakit-penyakit itu, masyarakat disarankan menjaga higienitas diri seperti rutin mencuci tangan, memilih makanan yang bersih dan sehat, tidur cukup, serta tidak meninggalkan olahraga rutin.

"Kemudian, lakukan vaksin seperti influenza, tifoid, hepatitis bila akan berangkat," ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada 28 Desember 2022.

Sementara itu, pakar nutrisi sekaligus founder dan direktur Real Nutrition NYC Amy Shapiro menyarankan masyarakat untuk tetap mencukupi asupan air putih setidaknya 8 gelas per hari.

Baca Juga: Kala Jokowi Ikut Bermain Nok-nok Alias Latto-latto di Subang, Gubernur Jabar: Pak Presiden Gembira

"Tanpa hidrasi yang cukup, kita sering merasa lapar dan lelah. Ini dapat menyebabkan kita melewatkan berolahraga, menyantap makanan tak sehat dan berlebihan meminum kafein. Setiap ingin menyantap camilan, harus minum air segelas terlebih dulu," kata Shapiro.

Terkait makanan, ia menyarankan sebaiknya menyantap camilan sekitar 1 jam sebelumnya agar tidak kelaparan.

Hal itu penting karena sering terjadi ketika seseorang lapar lebih cenderung membuat keputusan memilih makanan yang tidak sehat.***