AKURAT.CO Bawaslu RI diminta agar mulai memperhatikan potensi celah-celah ketidakadilan dalam gelaran pemilu kedepannya.

Hal itu disampaikan pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, mengingat langkah bakal capres Partai  Nasdem, Anies Baswedan, yang mulai melakukan safari politik ke daerah-daerah.

"Ini artinya ada celah-celah yang dapat menguntungkan Anies. Diyakini PKS dan PD malah cenderung menahan diri untuk segera berkoalisi," kata Efriza saat dihubungi Akurat.co, Sabtu (17/12/2022).

baca juga:

"Misal Anies keliling Indonesia 38 provinsi, 415 kabupaten, atau 93 misalnya atau minimal sepertiganya, sudah jelas potensi kemenangannya baru berkoalisi, dan lihat saja dampak safari politiknya, elektabilitas Anies mulai naik signifikan," tambahnya.

Meski begitu, apa yang dikerjakan oleh Anies belum tentu akan ditiru Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto hingga Puan Maharani. Nantinya, bakal ada anggapan miring terkait penggunaan fasilitas pemerintah demi kebutuhan politiknya.

"Jadi Bawaslu perlu merinci kategorinya tidak sekedar bersandar misalnya mengenai tahapan pemilu," ucap Efriza.

"Seperti bisa mengerucutkan perbedaan antara safari politik Anies dengan Prabowo sebelumnya, seperti apa kategori berkampanye di tengah sudah memasuki tahapan peserta pemilu," tukasnya.