Sentimen
Positif (100%)
17 Des 2022 : 22.30
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi, Ayam

Kab/Kota: Yogyakarta

Kasus: stunting

Gebyar Karya UPPKA Misi Tekan Stunting

17 Des 2022 : 22.30 Views 21

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Gebyar Karya UPPKA Misi Tekan Stunting

YOGYA - Para ibu di Kota Yogyakarta mengikuti lomba memasak masakan bergizi untuk balita yang diinisiasi Badan Pimpinan Daerah AKU (Andalan kelompok UPPKA DIY) bersama Gerakan Berbagi Peduli dan didukung oleh Pemerintah Daerah DIY melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah Istimewa Yogyakarta dalam agenda Gebyar Karya UPPKA, Kamis (15/12/2022). Menariknya, ternyata banyak ibu yang kurang memahami bahan-bahan yang mengandung karbohidrat dalam makanan untuk anak-anaknya.

GKR Bendara, Ketua DPD AKU DIY mengatakan berbagai kegiatan yang diadakan dalam Gebyar Karya UPPKA memiliki misi sama untuk menekan angka stunting hingga mencapai nol di DIY. Sosialisasi terus dilakukan melibatkan banyak stakeholder agar mengena hingga tingkat keluarga.

“Kami sosialisasikan gizi dan kesehatan dan pendapatan rumah tangga. Kolaborasi ini bersama menurunkan angka stunting di Jogja untuk sampai nol. Rangkaian panjang dan harapannya bisa dikakukan setiap tahun dengan opsi dan produk yang lain penuh inovasi kreativitas. Ada ekosistem bersama menurunkan angka stunting di Jogja. Ini bagus karena acara ini didukung banyak pihak,” ungkap Bendara di PASTY Yogyakarta.

Keluarga mendapatkan kiat mencari income alternatif untuk memenuhi gizi. Sejak pandemi, AKU mendapatkan fakta bahwa income dari dua sumber (laki-laki dan perempuan) ternyata lebih stabil untuk keluarga.

“Ini membuktikan bahwa keluarga bisa survive. Calon ibu dan bapak harus punya wawasan gizi untuk anak. Perencanaan keuangan sejak awal sangat penting untuk mengurai bagaimana membeli bahan baku makanan untuk keluarga yang bergizi,” sambungnya.

Dalam acara di PASTY Yogyakarta, para ibu diminta memasak makanan dengan bahan dasar ikan, tahu dan tempe. Namun sayangnya masih banyak ibu yang melupakan takaran karbohidrat dalam makanan yang dibuat.

“Saya juga mendapat ilmu baru, misalnya kalau jagung dimasukkan ke dalam sayur itu harus dihitung jadi karbo, kentang juga begitu, ini harus dicermati juga. Masih banyak kita lupa mungkin sudah ada kentang, jagung, ditambah nasi juga, jadi karbonya tidak seimbang. Edukasi ini yang harus diinformasikan lebih ke keluarga,” lanjutnya lagi.

Bendara juga mengatakan bawasanya makanan bergizi tidak harus mahal. Terpenting menurut dia adalah pengetahuan gizi tiap bahan makanan dan menerapkan variasi dalam penyajiannya.

“Tidak harus brokoli misalnya, tapi kangkung atau bayam juga bergizi. Tidak harus daging sapi atau ayam, tapi ikan juga bisa. Intinya adalah bagaimana variasi masakan agar anak tetap senang dan antusias makan,” pungkas dia. (Fxh)

Sentimen: positif (100%)