AKURAT.CO Seorang warga negara China yang kuliah di Berklee College of Music di Boston, Amerika Serikat (AS), menguntit dan melecehkan seorang aktivis yang memasang selebaran yang mendukung demokrasi di China. Ia juga melaporkan aktivitas korban ke penegak hukum China, menurut jaksa federal AS di Boston.

Dilansir dari Reuters, Xiaolei Wu awalnya mengancam akan memotong tangan aktivis tersebut dan menuntutnya berhenti memasang 'poster hasutan' di dekat kampus. Ancaman ini disampaikannya melalui layanan pesan daring, WeChat.

Pemuda 25 tahun itu ditangkap pada Rabu (14/12), lalu dibebaskan tak lama setelahnya.

baca juga:

Berklee, sebuah perguruan tinggi musik swasta, menyebut perilaku Wu meresahkan.

Sementara itu, korban merupakan residen tetap sah AS dari China yang memiliki keluarga di sana. Pada 22 Oktober, ia mengunggah foto di Instagram yang menunjukkan selebaran di jendela yang bertuliskan 'Berdiri bersama Rakyat China', 'Kami Ingin Kebebasan', dan 'Kami Ingin Demokrasi'.

Menurut jaksa, Wu mengirim pesan ke grup WeChat Berklee, yang beranggotakan lebih dari 300 orang termasuk aktivis tersebut, yang menuntutnya agar seluruh selebaran dicopot. Ia pun mengaku telah melaporkan aktivis itu ke badan keamanan publik di China.

"Saya sudah menelepon saluran informasi di negara ini. Badan keamanan publik akan menyapa keluarga Anda," tulis Wu.

Otoritas AS yakin yang dimaksud Wu adalah Kementerian Keamanan Publik atau Kementerian Keamanan Negara di China.

"Keduanya menyelidiki pembangkang politik, termasuk mereka yang menyuarakan dukungan untuk demokrasi," terang otoritas.

Dalam pesan WeChat selanjutnya, Wu meminta bantuan untuk menemukan alamat tempat aktivis sipil yang tak disebutkan namanya ini tinggal.

Dalam surel 24 Oktober, ia mengatakan kepada korban agar siap-siap ditangkap begitu kembali ke China. Pelaku pun yakin anggota keluarga korban akan menerima 'peninjauan politik' dari pemerintah China.

"Anda seharusnya menjilati piring untuk anjing kapitalis," tulis Wu. []