Sentimen
Positif (99%)
24 Nov 2022 : 21.54
Informasi Tambahan

Event: Pemilu 2019

Strategi Politik Golkar Tidak Salah, Deklarasi Capres Belum Dongkrak Suara Partai

24 Nov 2022 : 21.54 Views 37

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Strategi Politik Golkar Tidak Salah, Deklarasi Capres Belum Dongkrak Suara Partai

AKURAT.CO, Strategi politik Partai Golkar yang belum mendeklarasikan calon presiden atau capres yang akan diusung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak berakibat buruk pada elektabilitas beringin.

Efek politik yang sama juga dirasakan PDIP, serta PPP dan PAN yang sudah bersepakat bersama Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyimpulkan, efek deklarasi capres terhadap dukungan publik pada partai politik belum terlihat.

baca juga:

Sejauh ini hanya Gerindra dan Nasdem yang sudah mendeklarasikan capres.

Capres yang diusung Gerindra yang sudah menandatangani piagam kerja sama politik dengan PKB adalah Prabowo Subianto, sementara Nasdem yang belakangan rajin menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat dan PKS telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

Hasil survei SMRC memotret Nasdem memperoleh dukungan 4,8% pada November 2022 atau setelah mendeklarasikan Anies sebagai capres.

Angka dukungan Nasdem menurun cukup tajam dibanding dengan perolehan pada Pemilu 2019 yakni 9,1%.

Hal yang sama terjadi pada Gerindra yang melemah dari 12,6% pada Pemilu 2019 menjadi 9%.

"Efek deklarasi capres yang dilakukan Gerindra dan Nasdem sejauh ini tidak terlihat punya dampak yang signifikan.

Belum ada indikasi suara Gerindra dan Nasdem menjadi lebih kuat dibanding hasil Pemilu 2019," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, saat mempresentasikan hasil survei seperti dikutip Akuratco di akun YouTube SMRC TV, Rabu (23/11/2022).

Dukungan suara tertinggi diperoleh PDIP dengan 25,6%. Urutan dua diisi Golkar yang meraih 9,7% dukungan suara disusul Demokrat dengan 8,6% dan PKB 5,6%. Posisi berikutnya diisi PKS 4,1%, PAN 3,2%, dan partai-partai lain di bawah 3%.

"Masih ada 21,3 persen publik yang belum menentukan pilihan," katanya.

Survei SMRC dilakukan secara tatap muka pada 5-13 November 2022.

Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random atau stratified multistage random sampling 1220 responden.

Response rate sebesar 1012 atau 83%, margin of error survei plus minus 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% asumsi simple random sampling.[]

Sentimen: positif (99%)