Sentimen
Negatif (100%)
15 Nov 2022 : 04.48
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Institusi: University of California

Kab/Kota: Tiongkok, California

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Netizen China Kritik Pemerintah Pakai 'Bahasia Rahasia' Ini

15 Nov 2022 : 04.48 Views 13

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Netizen China Kritik Pemerintah Pakai 'Bahasia Rahasia' Ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Netizen di Guangzhou, China, mulai melampiaskan kritik terhadap penanganan Covid-19 di wilayahnya menggunakan 'bahasia rahasia' untuk menghindari sensor ketat di internet. Kritik yang diarahkan ke pemerintah berkaitan dengan kebijakan lockdown yang membuat banyak rakyat sengsara.

"Kami harus menjalani lockdown pada April, dan kemudian lockdown lagi pada November," tulis salah satu warga Guangzhou melalui Weibo atau Twitter versi terbatas China pada Senin lalu, dikutip Minggu (13/11/2022).

Dia pun menambahkan cuitan tersebut dengan kata-kata umpatan yang ditujukkan ke pada para pejabat di wilayahnya. Pengguna lain pun meninggalkan komentar yang diterjemahkan menjadi "pergilah ke neraka", sementara beberapa menuduh pihak berwenang "menyemburkan omong kosong" dalam ungkapan yang kurang sopan.

-

-

Seperti diketahui Guangzhou yang merupakan pusat kekuatan manufaktur global kembali menerapkan lockdown. Hal ini menyusul kenaikan kasus Covid-19 di wilayah tersebut.

CNN menyebut bahwa biasanya kritik keras terhadap kebijakan pemerintah akan segera dihapus oleh pasukan sensor pemerintah. Namun postingan ini tetap tidak tersentuh selama berhari-hari karena ditulis dalam bahasa daerah Kanton yang hanya sedikit dipahami oleh sistem sensor otomatis.

Komentar-komentar yang ditulis dalam bahasa Kanton itu berasal dari provinsi Guangdong, di sekitar Guangzhou, dan dituturkan oleh puluhan juta orang di seluruh Tiongkok Selatan. Adapun hal ini disebut menjadi upaya warga di China karena bahasa Kanton memiliki perbendaharaan yang luas untuk menyindir sekaligus membantu mengekspresikan ketidakpuasan terhadap pemerintah tanpa menarik perhatian sensor.

Pada September 2022, organisasi pemantau media independen yang berbasis di AS, China Digital Times, mencatat ada banyak postingan dengan bahasa Kanton yang lolos sensor. Postingan tersebut berupa bentuk ketidakpuasan terhadap persyaratan pengujian Covid massal di Guangdong

"Mungkin karena sistem sensor konten Weibo kesulitan mengenali ejaan karakter Kanton, banyak postingan dengan bahasa pedas, berani, dan lugas yang masih bertahan. Tetapi jika konten yang sama ditulis dalam bahasa Mandarin, kemungkinan besar akan diblokir atau dihapus," kata organisasi yang berafiliasi dengan University of California, Berkeley, dikutip Minggu (13/11/2022).

Temuan itu sejalan dengan pernyataan Asisten Profesor Ilmu Politik di Université TÉLUQ Jean-François Dupré. Dupré yang telah mempelajari bahasa politik Hong Kong mengatakan toleransi pemerintah China yang menyusut terhadap kritik publik mendorong para pengkritiknya untuk "berinovasi" dalam komunikasi mereka.

"Tampaknya menggunakan bentuk komunikasi non-Mandarin dapat memungkinkan para pembangkang menghindari sensor online, setidaknya untuk beberapa waktu. Fenomena ini membuktikan kurangnya kepercayaan rezim dan meningkatnya paranoia, dan keinginan warga yang terus melawan meskipun ada risiko dan rintangan," ungkap Dupré.

Ini bukan pertama kalinya orang-orang di daratan menemukan jalan keluar dari sensor. Banyak yang menggunakan emoji untuk mewakili frasa tabu, singkatan bahasa Inggris yang mewakili frasa Mandarin, dan gambar seperti kartun dan foto yang diubah secara digital.

Namun saat ini, banyak pengguna Weibo memanfaatkan kesempatan langka untuk menyuarakan rasa frustrasi dengan kebijakan Covid-19 di China, yang telah menghancurkan perekonomian negara, mengisolasinya dari seluruh dunia, dan mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat dengan ancaman penguncian yang terus-menerus.


[-]

-

China Panik karena Kasus Naik, Kebijakan Xi Jinping Dikritik
(hsy/hsy)

Sentimen: negatif (100%)