Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Gajah
Institusi: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kab/Kota: Cianjur
Kasus: covid-19
Tangkal Ancaman Krisis Pangan, SMKN 1 Pacet Cianjur Kembangkan Berbagai Komoditas Pertanian
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pacet, Kabupaten Cianjur konsisten mengembangkan dan memasarkan berbagai komoditas pertanian.
Sekolah yang ada di bawah Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat ini pun menciptakan ragam produk olahan.
Kepala Sekolah SMKN 1 Pacet, Ida Yuniati Surtika mengungkapkan, sejak menyandang status sebagai BLUD, pihaknya terus berinovasi untuk mengembangkan sektor pertanian, salah satunya mengembangkan komoditas pertanian.
"Seperti diketahui, ancaman krisis global yang disebut-sebut akan berdampak pada krisis pangan saat ini menjadi isu utama. Oleh karenanya, SMKN 1 Pacet mengembangkan potensi pertanian dan makanan olahan serta pemasaran tanaman holtikultura," ujarnya.
Baca Juga: Hati-hati yang Belum Vaksin, Kemenkes Sebut Korban Meninggal Covid-19 karena Belum Lakukan Booster
Melalui status BLUD, hingga saat ini SMKN 1 Pacet telah mengembangkan dan memasarkan berbagai komoditas pertanian termasuk produk olahannya. Bahkan menurut Ida, SMKN 1 Pacet kini telah memiliki produk unggulan salah satunya yaitu komoditas paprika.
"Jadi kita kembangkan Paprika ini karena cocok daerahnya. Tapi ada juga beberapa jenis komoditas lain selain paprika," katanya.
Menurut Ida, secara geografis letak SMKN 1 Pacet sangat diuntungkan. Baik itu dari kontur maupun ketinggian tanah yang mendukung untuk menghasilkan produk pertanian berkualitas.
Ida menambahkan, pemilihan paprika juga bukan tanpa alasan. Sepengetahuannya, paprika juga merupakan salah salah komoditas pertanian yang kerap dibutuhkan oleh hotel, restoran, super market hingga pasar tradisional yang notabene penunjang keberlangsungan lokasi wisata.
Baca Juga: Menkes: 84 Persen Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Belum Vaksin Booster
"Karena kita ada di wilayah pariwisata dan pertanian, oleh karena itu kita kembangkan potensi yang ada di Kabupaten Cianjur, khusus ini di Desa Cibodas, Kecamatan Pacet," katanya.
Kendati demikian, Ida mengaku, bahwa Paprika bukan satu satunya hasil pertanian yang menjadi produk BLUD dari siswa di SMKN 1 Pacet.
Pihaknya juga melakukan inovasi dengan menciptakan produk olahan seperti minuman tradisional "Bandrek Jempol", jamu "Herb Way Empon-empon", keripik jamur "Masaru", dan keripik paru nabati "Savana".
Termasuk mengembangkan dan memasarkan tanaman hias jenis aglaonema, kuping gajah, alokasia dan katsuba.
Menurut dia, upaya tersebut memberikan angin segar bagaimana konsep ketahanan pangan dapat dilakukan di setiap lini termasuk satuan pendidikan. Dengan dasar konsentrasi keahlian di bidang pertanian, saat ini ada berbagai tanaman holtikultura yang dikembangkan.
Baca Juga: Polisi: Petugas Keamanan Stasiun Duri Aniaya Penyandang Difabilitas, Anak Pimpinan Pondok Pesantren
"Di samping sebagai rintisan dunia usaha, salah satu target dari pengembangan sektor pertanian di SMKN 1 Pacet ingin menarik ketertarikan kalangan muda dalam hal ini para siswa terhadap sektor pertanian. Di samping menjadi bagian dari program pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, sektor pertanian juga relatif tidak terpengaruh dengan berbagai situasi saat ini seperti pandemi Covid-19," ujarnya.
Ida melanjutkan, meskipun dasar dari SMKN 1 Pacet adalah pertanian, namun terdapat beberapa konsentrasi keahlian lainnya, seperti perhotelan, tata boga dan teknik komputer jaringan (TKJ). Dari semua konsentrasi keahlian tersebut dikemas menjadi sebuah Agro Eko Eduwisata (Agro Kalter).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset produk yang berkaitannya dengan pertanian, agrikultur, maupun peternakan pada SMK BLUD se-Jabar dapat menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah terkait. Terlebih ketahanan pangan menjadi salah satu sektor yang tangguh di masa Pandemi Covid-19.
Namun dengan hadirnya BLUD yang berkaitan dengan pertanian maupun peternakan, tidak hanya diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi.
"Harus juga menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan-wirausahawan muda yang mandiri," ujar Dedi.
Dedi Supandi tak menampik, memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran.***
Sentimen: positif (100%)