Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Griffith University
Bahaya, Mengupil Bisa Sebabkan Alzheimer
Krjogja.com
Jenis Media: News

Ilustrasi mengupil. (sickchirpse.com)
Krjogja.com - JAKARTA - Mengupil adalah kebiasaan yang tidak disukai manusia di tempat terbuka tetapi dalam batas-batas ruang aman kita, kita semua diam-diam melakukannya.
Ternyata, kebiasaan itu bisa dikaitkan dengan Alzheimer, tim peneliti yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Griffith University, Australia menemukan setelah menjalankan beberapa tes pada tikus. Studi mereka diterbitkan dalam Scientific Reports.
Berdasarkan pengamatan tim, mengupil dapat merusak jaringan internal pada tikus, yang memungkinkan spesies bakteri berbahaya dapat langsung menuju ke otak mereka. Kehadiran mereka di otak sering menyerupai Alzheimer.
Tim menjalankan beberapa tes menggunakan Chlamydia pneumoniae, sejenis bakteri yang dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan pneumonia.
Menariknya, bakteri ini juga ditemukan di banyak otak manusia yang terkena demensia. Sementara penyebab Alzheimer diselimuti misteri, tim peneliti mengatakan penelitian mereka mungkin bisa menjelaskan salah satu indikasi penyebab.
Analisis Lebih Lanjut
Meskipun demikian, karena temuan ini didasarkan pada tikus, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami apakah itu sama untuk manusia.
Untuk tikus, bakteri melakukan perjalanan ke saraf penciuman - saraf yang menghubungkan rongga hidung dan otak. Infeksi saraf menjadi lebih buruk ketika ada kerusakan pada epitel hidung.
Otak tikus kemudian mulai melepaskan lebih banyak protein amiloid-beta sebagai respons terhadap infeksi. Ini berkembang menjadi plak (atau rumpun) yang sering Anda temukan pada orang dengan penyakit Alzheimer.
"Kami adalah orang pertama yang menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung naik ke hidung dan ke otak di mana ia dapat memicu patologi yang terlihat seperti penyakit Alzheimer. Kami melihat ini terjadi dalam model tikus, dan buktinya juga berpotensi menakutkan bagi manusia," kata James St John, seorang ahli saraf dari Griffith University di Australia.
St. John dan timnya berencana untuk menjalankan lebih banyak tes, khususnya pada manusia, untuk memahami Alzheimer dan hidung lebih baik. Sementara itu, dia tidak mendorong Anda untuk memilih hidung Anda, apalagi mencabut rambut hidung Anda, karena itu "bukan ide yang baik". (*)
Sentimen: negatif (99.9%)