Sentimen
Positif (49%)
25 Okt 2022 : 08.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bekasi, Karawang, Cikarang, Palembang

Tokoh Terkait

Kronologi Ridwan Kamil Kritik LRT Palembang, Minta Maaf hingga Bantahan Kemenhub

25 Okt 2022 : 08.00 Views 14

Tempo.co Tempo.co Jenis Media: Nasional

Kronologi Ridwan Kamil Kritik LRT Palembang, Minta Maaf hingga Bantahan Kemenhub

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sempat membuat heboh dengan menyatakan LRT Palembang merupakan proyek yang diputuskan tanpa perencanaan matang hingga sepi penumpang. Dia pun sampai menyampaikan permintaan maaf kepada warga Palembang akibat pernyataan itu melalui akun instagram @ridwankamil.

Kritikan pria yang akrab disapa Kang Emil itu ia sampaikan dalam diskusi Synergy Ngopi dengan Jababeka di President University, Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat, 21 Oktober 2022. Dia pun tak tiba-tiba melontarkan kritikan itu melainkan karena adanya usulan saat sesi tanya jawab dari salah satu peserta diskusi yang merupakan pengembang di kawasan Cikarang-Karawang.

Pengembang itu mengusulkan pembangunan MRT di wilayah Bekasi-Karawang, karena menurutnya bakal memberikan dampak positif terhadap iklim properti di Jabar. Tapi, Emil tak langsung setuju terhadap usulan si peserta acara diskusi dengan menyampaikan sejumlah argumentasi, termasuk di dalamnya ihwal LRT.

Baca: Ridwan Kamil Kritik LRT Palembang: Enggak Ada Penumpangnya

Tak setujunya Emil terhadap usulan pengembang itu didasari dari beberapa poin argumen yang telah dia sampaikan saat itu. Pertama, dengan menyatakan MRT merupakan proyek yang mahal sekali, yakni Rp 1 trilun per kilometer. "Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin," ucapnya.

Kedua, populasi di tempat pembangunam MRT kata dia harus besar supaya bisa digunakan dengan penuh dan segera balik modal. Ketiga, MRT pun, menurut Emil, harus terkoneksi dengan feeder dan memiliki jaringan yang luas. Baru, setelahnya, dia menjadikan LRT sebagai contoh.

"It's a tricky decision, (MRT) sudah sangat dibutuhkan apa belum? Saya kasih tahu kegagalan decision Rp9 triliun itu LRT Palembang. Decision based-nya political decision, not planning decision," kata dia dikutip Bisnis.

Setelah melontarkan pernyataan itu, Emil melalui akun instagramnya menegaskan, diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis. Alhasil, terjadi pembahasan yang meliputi kelebihan dan kekurangan pembangunan Indonesia dari zaman dulu hingga sekarang. Ia menekankan format diskusi tersebut bukan dalam bentuk tanya jawab dengan media.

Mungkin, kata dia, kebiasaannya sebagai mantan dosen yang selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus berpengaruh terhadap peryataannya. Ia mengaku seringkali lupa bahwa meski sedang memberi pernyataan akademik, tetap melekat jabatannya sebagai pemimpin daerah.

Baca: "Ada kritikan 'urus aja atuh jabar, jangan sok komen..."

Sentimen: positif (49.2%)