Sentimen
Negatif (66%)
25 Okt 2022 : 18.42
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Penggilingan

Soroti Masalah Beras, Kemenko Perekonomian Sebut Bulog Tak Terjun ke Lapangan

25 Okt 2022 : 18.42 Views 12

Tempo.co Tempo.co Jenis Media: Nasional

Soroti Masalah Beras, Kemenko Perekonomian Sebut Bulog Tak Terjun ke Lapangan

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Muhammad Saifulloh menyoroti rendahnya cadangan beras pemerintah atau CBP yang ada di Bulog. Bulan ini, stok CBP di bawah 1 juta ton.

Berbarengan dengan tirisnya stok, harga beras di tingkat konsumen pun naik 4,2 persen. "Bulog harus turun ke lapangan langsung, enggak berkait dengan mitra lagi dalam kondisi yang sekarang," kata dia dalam diskusi yang diselenggarakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi secara virtual, Selasa, 25 Oktober 2022.

Pernyataan Saifulloh menanggapi pertanyaan moderator tentang fungsi Bulog. Adapun penurunan stok CBP terjadi setelah Bulog menyalurkan beras untuk mengantisipasi kenaikan harga. Menurut Saifulloh, penyaluran beras Bulog itu harus dibarengi dengan kesiapan perusahaan menyerap gabah di tingkat petani.

Ia mengaku telah mengamati kinerja Bulog. Menurut dia, Bulog selama ini tidak berhubungan langsung dengan petani, penggilingan, hingga entitas-entitas yang berkaitan. Menurutnya, Bulog lebih banyak mempercayakan tugas tersebut kepada mitranya.

Baca juga: Aliansi Petani Prediksi Stok Beras Turun 30 Persen pada 2023: Mau Gak Mau Pasti Impor

Dampaknya, arahan kebijakan pemerintah di lapangan menjadi bias. Sebab, informasi yang beredar dari hulu sampai hilir tidak langsung disampaikan Bulog kepada pihak pembeli gabah maupun beras. Karena itu, ia melihat ada simpul masalah yang mesti diurai.

Stok CBP yang ada di Bulog menipis atau tinggal 673.613 ton pada Oktober ini. Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani menjelaskan penyerapan beras pada musim gadu cenderung sulit. Sebab, Bulog dituntut untuk menyalurkan cadangannya agar harganya tidak terus melonjak.

Dalam kondisi saat ini, Rachmi memperkirakan target stok beras sebesar 1,2 juta ton pada Desember 2022 pun tak bisa tercapai. Bahkan, Bapanas memprediksi stok beras di Bulog pada akhir tahun di bawah 500 ribu ton. Karena itu, Bapanas memutuskan untuk mencabut kebijakan fleksibilitas harga gabah per 17 Oktober 2022.

Rachmi mengakui pemerintah harus segera melakukan percepatan pengadaan beras Bulog untuk mengganti stok yang keluar bulan ini. Ia mengakui pembelian beras petani di tengah musim paceklik membutuhkan usaha yang besar. Selain karena produksi gabah yang turun, harganya pun kini tinggi.

Bulog yang terikat dengan ketentuan harga pembelian di tingkat petani akhirnya harus bersaing ketat dengan swasta untuk menyerap beras petani. Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk bekerja sama dengan para penggiling. Melalui kerja sama tersebut, pemerintah berharap dapat menyerap stok beras yang optimal sampai akhir tahun.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Cadangan Beras Pemerintah Hanya 673.613 Ton, Bapanas Gandeng Pengusaha Penggilingan Padi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

Sentimen: negatif (66.3%)