Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karanganyar
Kasus: covid-19
Pelaku Wisata Karanganyar Waswas Demo Anarkistis Pengaruhi Kunjungan Turis
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, KARANGANYAR--Maraknya aksi demonstrasi di sejumlah wilayah Indonesia yang berujung anarkistis membuat pelaku usaha wisata di Karanganyar waswas. Mereka khawatir jumlah kunjungan wisatawan menurun.
Kekhawatiran itu disampaikan Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Madirda Abadi Berjo, Sularno.
Ia menyebut meski situasi politik dan keamanan di Karanganyar terpantau kondusif dan aman, aksi demo yang berujung anarkis di berbagai kota besar bisa memengaruhi minat dan rasa aman calon wisatawan yang hendak berkunjung ke Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
“Kami dari pengelola operasional Bumdes Madirda Abadi Berjo, yang saat ini mengelola dua objek wisata, yakni Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda, merasa cukup khawatir akan dampaknya. Bisa jadi calon wisatawan membatalkan perjalanan karena takut terjadi sesuatu di jalan atau karena situasi secara nasional yang memanas,” ujar Sularno kepada Espos, Selasa (2/9/2025).
Menurutnya, kekhawatiran itu makin terasa menjelang libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Jumat (5/9/2025) ini. Biasanya, momen libur seperti ini menjadi peluang emas untuk menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar.
Namun, dengan situasi seperti sekarang, ada kecemasan angka kunjungan tidak sesuai harapan. Jika hari libur, biasanya kunjungan bisa mencapai 3.000 orang per hari, terutama ke Air Terjun Jumog. Namun dengan kondisi nasional yang penuh ketidakpastian karena aksi-aksi massa, pihaknya takut pengunjung berkurang drastis.
Meski begitu, Sularno tetap bersyukur karena sejauh ini tidak ada aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di Karanganyar. Ia juga mengapresiasi peran aparat keamanan dan pemerintah daerah yang mampu menjaga kondusivitas wilayah, sehingga pelaku usaha masih bisa menjalankan operasional dengan lancar.
“Alhamdulillah, Karanganyar sejauh ini aman. Tidak ada aksi anarkis. Tapi kami tetap tidak bisa lengah. Karena efek psikologis bisa memengaruhi persepsi masyarakat tentang keamanan, termasuk dalam berwisata,” katanya.
Trauma Masa Pandemi
Lebih lanjut, ia berharap agar situasi nasional segera mereda dan tidak berpengaruh besar terhadap sektor pariwisata, khususnya di daerah-daerah yang sejatinya aman. Ia mengaku tidak ingin peristiwa serupa seperti masa pandemi Covid-19 kembali terulang, di mana destinasi wisata sepi pengunjung selama berbulan-bulan.
“Kami masih trauma dengan masa Covid-19, waktu itu pengunjung bisa hilang total. Sekarang kami pelan-pelan bangkit, tapi begitu ada gejolak nasional, kekhawatiran itu muncul lagi. Mudah-mudahan kondisi ini tidak sampai memengaruhi minat wisatawan ke Desa Berjo,” katanya.
Sebagai informasi, Desa Berjo di Kecamatan Ngargoyoso dikenal sebagai salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Karanganyar.
Selain memiliki objek Air Terjun Jumog yang eksotis, desa ini juga menawarkan keindahan Telaga Madirda yang menjadi tujuan favorit wisata keluarga. Kedua destinasi ini dikelola secara profesional oleh Bumdes Madirda Abadi Berjo dan menjadi tulang punggung ekonomi desa dari sektor pariwisata.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh General Manajer The Lawu Grup, Achmad Ridho. Ia menilai meski aksi unjuk rasa merupakan bagian dari demokrasi, aksi-aksi yang berujung anarkisme tentu membawa dampak buruk. Tidak hanya pada stabilitas sosial, tetapi juga pada sektor usaha, terutama pariwisata dan perhotelan.
“Menanggapi aksi unjuk rasa yang berujung anarkisme di sejumlah daerah, tentu yang pertama, kami menyatakan turut prihatin atas kejadian-kejadian yang ada dan berharap keadaan segera bisa kembali membaik,” ujarnya.
Dampak pada Sektor Usaha
Menurut Ridho, kekhawatiran dari pelaku usaha wisata dan perhotelan muncul karena ada potensi pembatasan aktivitas masyarakat.
Hal ini dikhawatirkan akan berdampak langsung pada sektor usaha. Salah satunya berupa penurunan angka kunjungan ke hotel, objek wisata, maupun kegiatan bisnis lainnya.
Menurutnya banyaknya aksi unjuk rasa yang berujung pada anarkisme tentu membuat masyarakat khawatir. Hal tersebut menjadi kekhawatiran yang kemudian ujungnya akan merembet pada usaha-usaha di bidang industri pariwisata dan perhotelan.
"Di mana yang berdampak pada kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata, kunjungan bisnis, dan penginapan. Kami prihatin dan semoga keadaan lekas membaik,” tuturnya.
Ridho menambahkan, jika pandangan tersebut juga merupakan hasil diskusi dengan sejumlah pelaku usaha lainnya di Soloraya yang tergabung dalam berbagai asosiasi dan komunitas pariwisata. Ia berharap sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah bisa terus dijaga untuk menghadapi tantangan ini bersama.
Sebagaimana diketahui delapan tahun perjalanan The Lawu Group, telah mengembangkan inovasi kepariwisataan di 10 kabupaten/kota di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY dengan mengelola 15 objek wisata, sembilan restoran dan kafe, serta tiga tempat pusat perbelanjaan oleh-oleh.
Di Kabupaten Karanganyar, The Lawu Group telah menghadirkan beberapa destinasi. Di antaranya yakni Sate Lawu Resto, taman wisata alam The Lawu Park, dan Sakura Hills yang membawa suasana khas Jepang ke Tawangmangu hingga menjadi salah satu destinasi favorit.
Kemudian, Tawangmangu Wonder Park, Jembatan Kaca Kemuning Sky Hills, dan yang terbaru objek wisata alam air terjun Ngargoyoso Waterfall.
Sentimen: neutral (0%)