Sentimen
Undefined (0%)
2 Sep 2025 : 17.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Rupiah Ditutup Menguat, Dipicu Ketidakpastian Baru Tarif Trump

2 Sep 2025 : 17.08 Views 23

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Rupiah Ditutup Menguat, Dipicu Ketidakpastian Baru Tarif Trump

Espos.id, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditutup menguat pada hari ini ditutup pada level Rp16.414 per dolar AS, Selasa (2/9/2025). Rupiah menguat di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia melemah.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip bisnis.com, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,03% atau 4,5 poin dan ditutup posisi Rp16.414 per dollar AS. Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau sebagian besar melemah di hadapan dollar AS. Mata uang yen Jepang melemah 1,05%, dollar Hong Kong turun 0,09%, dollar Singapura melemah 0,35%, dollar Taiwan melemah 0,27%, dan won Korea Selatan menguat 0,01%. Lalu peso Filipina melemah 0,51%, rupee India menguat 0,12%, yuan China melemah 0,16%, ringgit Malaysia melemah 0,09%, dan baht Thailand melemah 0,18% terhadap dollar AS.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan katalis datang dari meningkatnya ketidakpastian atas tarif perdagangan Trump, setelah pengadilan banding memutuskan pekan lalu bahwa tarif tersebut ilegal. Meskipun pengadilan banding menyatakan bahwa tarif Trump dapat tetap berlaku hingga pertengahan Oktober, presiden Donald Trump mengkritik keputusan tersebut dan mengatakan akan menggugat putusan tersebut di Mahkamah Agung.

Perkembangan ini memicu meningkatnya ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, yang sebagian besar mulai berlaku pada bulan Agustus. Putusan apa pun yang menentang tarif tersebut juga akan memaksa Washington untuk menegosiasikan kesepakatan terbaru dengan mitra dagang utama.

Sementara itu, pasar memperkirakan peluang hampir 85% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan September, menurut CME Fedwatch. Hal ini terjadi bahkan ketika data indeks harga PCE untuk bulan Juli menunjukkan inflasi tetap stagnan dan terus meningkat di atas target tahunan The Fed sebesar 2%.

Selain itu, sentimen juga datang dari serangan pesawat nirawak Ukraina baru-baru ini melumpuhkan fasilitas yang menyumbang setidaknya 17% dari kapasitas pemrosesan minyak Rusia, atau 1,1 juta barel per hari. Pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina berencana melancarkan serangan baru jauh ke dalam wilayah Rusia setelah berminggu-minggu serangan intensif terhadap aset energi Rusia.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik mencatat Neraca Perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar US$4,17 miliar. Nilai tersebut meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 sebesar US$4,10 miliar. Bank Indonesia (BI) memandang bahwa surplus neraca perdagangan pada Juli 2025 positif menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi pada Juli 2025 terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Adapun untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diperkirakan akan ditutup melemah pada rentang Rp16.400—Rp16.450 per dollar AS.

 

Sentimen: neutral (0%)