Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo, Wonogiri
Kronologi Penangkapan 8 Anak Sekolah Wonogiri Rencanakan Perusakan Kantor Polisi
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, WONOGIRI — Begini kronologi Polres Wonogiri menangkap delapan anak sekolah yang diduga akan membuat kericuhan di kantor polisi dan kantor DPRD Kabupaten Wonogiri pada Minggu (31/8/2025). Penangkapan delapan anak itu berawal saat mereka mengendarai sepeda motor dengan cara digeber-geber di Jalan Lingkar Kota Wonogiri.
Setelah ditelusuri, mereka ternyata telah merencanakan aksi vandalisme dengan target kantor polisi dan DPRD Kabupaten Wonogiri. Mereka terdiri atas anak laki-laki SMP dan SMA.
Hal itu dibuktikan dengan temuan sejumlah barang-barang yang dibuang yang akan digunakan untuk melakukan tindakan vandalisme tersebut. Barang-barang itu antara lain senjata tajam, botol kaca yang diduga akan menjadi bahan bom molotov, dan lainnya.
Polisi juga menemukan grup WhatsApp yang di dalamnya berisi ajakan unjuk rasa. Informasi yang dihimpun, grup itu berisi sekitar 40-an anak salah satu SMA negeri di Kabupaten Wonogiri.
Salah satu anak SMA yang ditangkap itu juga dinilai telah menyebarkan ujaran kebencian kepada kepolisian dengan membuat status di media sosial. Status yang dianggap ujaran kebencian itu bertuliskan, “sekolah sing bener yo cah Ben ora tolol koyo polisi” (sekolah yang benar, anak-anak, supaya tidak tolol seperti polisi).
Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo mengatakan, menyebut beberapa anak yang ditangkap itu juga sudah berupaya mengikuti unjuk rasa di Solo pada Sabtu (30/8/2025). Tetapi ketika di Solo, aksi demonstrasi itu sudah selesai.
”Dari sejumlah bukti itu, mereka kami tangkap. Mereka mau melakukan tindakan vandalisme, entah waktunya kapan. Makanya sebelum mereka beraksi, kami cegah dulu,” kata Wahyu saat diwawancarai Espos di Mapolres Wonogiri, Senin (1/9/2025).
Kendati ditangkap, delapan anak itu tidak akan ditahan. Pada Senin sore, masing-masing anak dikembalikan kepada orang tua dengan dihadiri kepala sekolah dan kepala desa bersangkutan di Aula Santika Mapolres Wonogiri. Setiap anak diminta untuk mengakui kesalahan mereka kepada orang tua. Anak-anak itu menangis sesenggukan saat meminta maaf kepada orang tua masing-masing.
Sentimen: neutral (0%)