Sentimen
Undefined (0%)
2 Sep 2025 : 10.37

Di Garbage Cafe, Orang Bayar Jajanan Pakai Sampah

2 Sep 2025 : 10.37 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: Eco

Di Garbage Cafe, Orang Bayar Jajanan Pakai Sampah

Espos.id, AMBIKAPUR - Banyak cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli pada sampah plastiknya. Di India, seperti dilaporkan BBC, ada kafe yang melayani penukaran sampah plastik dengan makanan. Kafe ini berada di Ambikapur, sebuah kota di Negara Bagian Chhattisgarh di India Tengah. Garbage Cafe muncul pada 2019 dengan slogan “Semakin banyak sampah, semakin enak rasanya.”

Vinod Kumar Patel dari Pemerintah Kota Ambikapur mengatakan orang-orang bisa mendapatkan menu sarapan dengan menukar setengah kilogram sampah plastik. Orang-orang juga dapat menukar satu kilogram sampah plastik dengan makanan lengkap berupa nasi dan makanan pendampingnya. 

Konsep dari kafe ini adalah mendorong masyarakat berpenghasilan rendah, terutama para tunawisma dan pemulung untuk mengumpulkan sampah plastik dari jalanan dan tempat pembuangan sampah, lalu memberi mereka makanan hangat sebagai imbalannya.

Salah seorang perempuan yang membawa plastik ke kafe, Rashmi Mondal, mengatakan bahwa program ini sangat berguna untuk kehidupan keseharian keluarganya. Sebelumnya, ia  mengumpulkan sampah plastik ke pedagang barang bekas lokal hanya dengan 10 rupee India per kilogram. Pendapatan tersebut hampir tidak cukup untuk bertahan hidup. 

"Tapi sekarang, saya bisa mendapatkan makanan untuk keluarga saya dengan imbalan plastik yang saya kumpulkan. Ini sangat berarti bagi hidup kami,” ujar Mondal.

Pekerja kafe tersebut, Shrada Singh Patel mengungkapkan bahwa adanya kafe ini tidak hanya untuk membantu masyarakat kurang mampu dalam hal makanan, tapi juga merupakan kontribusi untuk membersikan lingkungan.

Koordinator Sanitasi dan Pengelolaan Sampah Kota Ambikapur, Ritesh Saini, menyatakan kafe tersebut berdampak pada jumlah sampah plastik di Kota Ambikapur. Saini mengatakan bahwa sejak 2019, kafe tersebut telah mengumpulkan hampir 23 ton plastik. Hal tersebut juga berdampak pada penurunan sampak plastik dari 5,4 ton per tahun 2019 menjadi 2 ton per tahun pada 2024. 

Plastik yang terkumpul di kafe tersebut juga dikirim ke pusat pengumpulan sampah lokal khusus yang dikelola oleh Pemkot Ambikapur. Pengelola salah satu pusat pengumpulan sampah, Sona Toppo mengatakan bahwa dalam sehari terdapat 30 hingga 35 orang dari berbagai kalangan yang membawa plastik ke pusat pengelolaan. 

"Beberapa di antaranya merupakan kontributor tetap, sementara yang lain hanya sesekali berpartisipasi,” ujar Toppo. “Beragam jenis orang membawa plastik ke pusat tersebut, mulai dari pemulung, pekerja toko, hingga buruh umum,” tambahnya.

Program kafe serupa juga bermunculan di wilayah lain di India, seperti di Siliguri, Mulugu, Mysuru, dan Delhi. Namun, program tersebut tidak selalu berjalan mulus. Menurut beberapa kafe, kurangnya keberhasilan program tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran publik, praktik pemilahan sampah yang buruk, dan dukungan infrastruktur daur ulang yang tidak memadai. Saini berpendapat bahwa rendahnya antusiasme terhadap kafe sampah di Delhi bisa disebabkan oleh lebih sedikitnya jumlah penduduk berpenghasilan rendah dibandingkan di Ambikapur. 

Guru besar di Universitas Ahmedabad di Gujarat, Minal Pathak, mengatakan bahwa inisiatif pengumpulan sampah seperti yang dilakukan di Ambikapur juga dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif sampah plastik. Meskipun skema pengumpulan sampah plastik telah memberikan dampak, namun hal tersebut masih belum mampu mengatasi masalah seperti produksi plastik yang berlebih.

Pathak mengatakan bahwa upaya seperti Garbage Cafe sangat bermanfaat dan mengajarkan kepada masyarakat bahwa solusi lokal dapat memberikan dampak.  "Ini awal yang baik, tetapi kita juga membutuhkan perubahan yang lebih besar."

Sentimen: neutral (0%)