Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Grogol, Solo, Sukoharjo
Kecam Aksi Massa Ricuh, Advokat Solo Minta Polisi Jangan Terlalu Represif
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SUKOHARJO -- Aksi massa yang berlangsung ricuh dengan perusakan fasilitas umum di Kota Solo pada Jumat (29/8/2025) menuai kecaman dari masyarakat. Aksi massa tersebut merusak kenyamanan, kedamaian, dan mengganggu denyut nadi ekonomi di Solo dan sekitarnya.
Kecaman itu salah satunya disampaikan tokoh masyarakat sekaligus advokat asal Solo, BRM Kusumo Putro, saat diwawancarai Espos di sela kegiatan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang digelar PSHT Kobaret di Lapangan Joho, Kecamatan Sukoharjo, Minggu (31/8/2025).
Sebagai informasi, aksi massa di Solo berakhir ricuh dengan perusakan fasilitas umum seperti halte, ratusan water barrier hingga kamera CCTV. Bahkan, pot tanaman hias di median jalan tak luput dari aksi perusakan oleh massa.
“Kami tidak pernah melarang aksi demo di Solo. Aksi unjuk rasa dilindungi undang-undang namun harus berjalan damai dan tertib. Jangan justru merusak fasilitas umum masyarakat,” kata Kusumo.
Kusumo menyebut aksi massa yang berakhir ricuh dengan perusakan fasilitas umum mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat. Masyarakat khawatir dan takut untuk keluar rumah pada malam hari.
Tak hanya itu, aktivitas usaha dan ekonomi lumpuh akibat aksi massa yang berakhir ricuh. Tak sedikit pelaku usaha yang menutup lini bisnis lantara khawatir barang dagangannya dijarah.
“Tidak mudah mem-branding Kota Solo sebagai kota budaya dan kota ternyaman. Namun, hancur dan hilang gara-gara aksi massa pada pekan lalu. Sekali lagi, jangan rusak kota kami,” ujar dia.
Sebagian besar pelaku perusakan fasilitas umum merupakan warga luar Solo. Mereka merusak fasilitas umum serta mengganggu kenyamanan dan kedamaian masyarakat Solo.
Di sisi lain, Kusumo meminta kepolisian mengevaluasi SOP pengamanan aksi unjuk rasa yang melibatkan massa dalam jumlah besar. Saat penanganan aksi unjuk rasa, polisi diminta tidak represif terhadap para peserta demo.
“Polisi jangan terlalu represif terhadap para peserta demo yang menyampaikan pendapat dan aspirasi. Ini menjadi bahan evaluasi Polri dalam melaksanakan pengamanan aksi unjuk rasa,” papar dia.
Lebih jauh, Kusumo mengungkapkan bakal menggalang kekuatan untuk melawan aksi perusuh yang telah mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari dan geliat perekonomian di Solo.
“Jangan salahkan kami jika terjadi aksi demo yang kembali berakhir ricuh. Kami akan menjaga masyarakat Solo agar tetap kondusif, aman, dan damai. Kami tidak memihak siapa pun, berdiri di tengah. Yang kami bela adalah kenyamanan dan kedamaian Kota Solo,” ujar dia.
Sementara itu, warga Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Anwar, berharap aksi massa yang berakhir ricuh di Kota Bengawan tidak merembet ke daerah lain. Apalagi, wilayah Grogol berbatasan dengan wilayah Kota Solo. Di wilayah Grogol, terdapat pusat bisnis terbesar di Jawa Tengah yang berdampak besar terhadap perekonomian daerah.
Sentimen: neutral (0%)