Esposin, PONOROGO – Polres Ponorogo menangkap empat orang yang dicurigai akan melakukan aksi huru-hara di depan gedung DPRD setempat yang rencananya digelar pada Senin (1/9/2025). Mereka dihentikan polisi di Pos Polisi 905 Dengok, Kecamatan Siman, karena memakai atribut ojek online (Ojol) meskipun tidak bekerja sebagai driver Ojol.

Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, menjelaskan bahwa penangkapan itu berawal dari deteksi dini aparat bersama masyarakat dan relawan terkait pengamanan aksi unjuk rasa yang dikabarkan akan berlangsung pada hari ini. Dia menjelaskan, petugas langsung meminta keterangan dari keempat orang tersebut dan tidak ditemukan benda mencurigakan.

“Ada empat orang yang diamankan. Mereka memakai atribut ojek online, tetapi setelah diperiksa, ternyata bukan,” ujarnya.

Andin menambahkan, pihaknya kini masih melakukan pendalaman terkait motif yang melatarbelakangi mereka beraksi. Meski demikian, pihaknya tetap menggandeng warga setempat dan asosiasi ojek online Ponorogo.

“Mereka mengamankan sekelompok orang yang mencoba menyamar sebagai driver. Setelah ditelusuri, tujuan mereka diduga untuk memanipulasi agar bisa masuk ke Ponorogo dan bergabung dalam aksi,” tambahnya.

Meski tidak ditemukan barang berbahaya seperti bom molotov dan senjata tajam, polisi tetap mewaspadai modus tersebut. Pasalnya, aksi yang semula direncanakan secara damai dan kondusif dikhawatirkan berubah menjadi anarkis apabila tidak dilakukan antisipasi.

“Tidak ada barang mencurigakan, tetapi cara mereka masuk ini jelas menunjukkan adanya niatan tertentu,” ungkapnya.

Dalam operasi pengamanan unjuk rasa yang ditunda tersebut, petugas gabungan menerjunkan 350 personel. Selain itu, 21 polsek juga melakukan penyekatan di tiap kecamatan agar massa aksi yang berniat anarkis tidak mendekati objek vital daerah.

“Kita laksanakan penyekatan agar tidak ada kelompok mencurigakan masuk membawa sesuatu yang berpotensi membahayakan,” jelasnya.