Sentimen
Undefined (0%)
1 Sep 2025 : 17.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Shanghai

Kasus: Zona Hijau, zona merah

IHSG Ditutup di Zona Merah

1 Sep 2025 : 17.27 Views 14

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

IHSG Ditutup di Zona Merah

Espos.id, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau tergelincir ke zona merah pada penutupan Senin (1/9/2025). Indeks ditutup merosot 1,21% atau 94,43 poin menuju level 7.736,07. Penurunan tersebut lebih tipis dari awal perdagangan pagi ini. Sepanjang perdagangan, indeks berfluktuasi pada rentang harian dari 7.547,56 hingga 7.783,42.

Sebanyak 171 saham melaju ke zona hijau, 539 saham terkoreksi, dan 99 saham lainnya stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp14.054,08 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 38,67 miliar unit. Lalu nilai transaksi tercatat sejumlah Rp23,49 triliun.

Laju indeks komposit diberatkan oleh sektor transportasi yang tertekan 2,19%. Diikuti sektor teknologi yang melemah 2,16%, sektor infrastruktur terkoreksi 1,99% dan sektor keuangan turun 1,62%. Indeks komposit terkoreksi seiring kekhawatiran pelaku pasar terhadap perkembangan kondisi sosial-politik domestik yang diyakini dapat mengganggu stabilitas ekonomi. 

Mengutip bisnis.com, pelaku pasar kini tengah melihat apakah gelombang demonstrasi yang terjadi dalam sepekan terakhir akan menuju tindakan anarkis dan mengganggu kestabilan kehidupan ekonomi politik atau tidak. 

Di sisi lain, pasar juga mencermati rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan terjadi deflasi sebesar 0,08% secara bulanan atau (month to month/MtM) pada Agustus 2025. 

Terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,60 pada Juli 2025 menjadi 108,51 pada Agustus 2025. Lalu secara tahunan (year on year/YoY) terjadi inflasi sebesar 2,31% dan secara tahun kalender atau (year to date/YtD) terjadi inflasi 1,6%. 

Selain itu, tercatat neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus US$4,17 miliar per Juli 2025. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.  Secara rinci, tercatat ekspor senilai US$24,75 pada Juli 2025 miliar atau naik 9,86% (YoY) dibandingkan Juli 2024. Adapun, nilai impor Juli 2025 mencapai US$20,57 miliar atau turun 5,86% secara tahunan dari Juli 2024 sebesar US$21,86 miliar.

Kemudian, aktivitas manufaktur Indonesia menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dalam laporan S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di level 51,5 pada Agustus 2025 atau ekspansi dari bulan sebelumnya 49,2.

Pergerakan IHSG ke zona merah terjadi di tengah bursa global yang cenderung variatif. Di Asia, indeks Straits Times terkerek 0,25% sedangkan indeks Nikkei 225 melemah 1,24%. Di sisi lain, indeks Hang Seng menguat hingga 2,15%, sementara indeks Shanghai Composite menanjak 0,46% pada Senin pukul 16.22 WIB.  Lalu dari bursa Amerika Serikat (AS), terpantau indeks Nasdaq Composite melemah 1,15%, sedangkan indeks S&P 500 terkoreksi 0,64% dan Dow Jones mengalami penurunan 0,2% pada Jumat (29/8/2025) waktu setempat.

Rilis data pasar tenaga kerja AS akan menguji keyakinan investor atas pemangkasan suku bunga dan tren reli saham Wall Street dalam sepekan ke depan. Data ketenagakerjaan bulan lalu yang jauh lebih lemah dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.

Laporan ketenagakerjaan menjadi rilis ekonomi utama pertama bulan ini. Diperkirakan ada penambahan 75.000 tenaga kerja pada Agustus, setelah bulan sebelumnya hanya tercatat 73.000 dengan revisi turun signifikan pada dua bulan sebelumnya.

Sentimen: neutral (0%)