Sentimen
Undefined (0%)
1 Sep 2025 : 16.39
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sragen

Tokoh Terkait

Bupati Sragen Ingatkan Pemuda: Jangan FOMO Ikut Aksi Anarkistis

1 Sep 2025 : 16.39 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Bupati Sragen Ingatkan Pemuda: Jangan FOMO Ikut Aksi Anarkistis

Esposin, SRAGEN – Fenomena fear of missing out (FOMO) atau ikut-ikutan tren kini merambah pola pikir anak-anak muda di Sragen. Hal itu terlihat dari 73 pemuda dan remaja yang terlibat aksi anarkistis hingga merusak fasilitas milik pemerintah dan Polres Sragen.

Hasil pemeriksaan intensif Satreskrim Polres Sragen mengungkap faktor FOMO sebagai salah satu pemicu. Dari jumlah tersebut, 69 orang akhirnya dipulangkan, sementara empat orang ditahan karena diduga menjadi aktor utama perusakan.

Bupati Sragen Sigit Pamungkas menegaskan agar anak muda tidak terbawa arus FOMO. Saat berbincang dengan Espos.id, Senin (1/9/2025), ia menyampaikan pendapat merupakan hak warga negara yang dijamin konstitusi. Namun, hak tersebut harus disalurkan dengan tertib dan tanpa merusak fasilitas umum.

“Dalam menggunakan hak berpendapat itu dipastikan tidak mengganggu ketertiban umum, tidak melakukan perusakan atas fasilitas-fasilitas umum. Kalau sampai mengganggu ketertiban umum maka yang rugi semua orang,” ujar Sigit.

Menurutnya, tindakan anarkistis justru merugikan masyarakat karena pemerintah harus mengalokasikan ulang anggaran untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, sehingga pembangunan menjadi terhambat.

Bupati juga mengingatkan pentingnya aturan dalam menyampaikan aspirasi, yakni tidak boleh mengganggu ketertiban umum, tidak merusak fasilitas publik, tidak bertindak anarkistis, dan tidak melakukan kekerasan.

Selain itu, waktu aksi juga harus proporsional. Menurutnya, jika dilakukan malam hari maka substansi demonstrasi bisa bergeser.

“Kami mengimbau para pelajar, terutama kalangan anak muda di Sragen, untuk tidak ikut-ikutan atau FOMO pada aksi-aksi yang membahayakan. Sampaikan pendapat secara proporsional! Jangan sampai melupakan fokus mereka sebagai pelajar, yaitu menuntut ilmu sebaik-baiknya,” tegasnya.

Sigit menilai pelajar belum cukup dewasa untuk memosisikan diri dalam unjuk rasa maupun mengartikulasikan aspirasi rakyat dengan baik. Ia berharap generasi muda tidak terbawa arus yang justru membahayakan diri sendiri.

Di sisi lain, ia menekankan kritik dari para pendemo tetap perlu diperhatikan pemerintah, DPRD, serta aparat penegak hukum.

“Spirit ini harus ditangkap dengan baik. Terima kasih atas kegelisahan itu. Pesan sudah sampai. Sudah diterima,” kata Sigit.

Sentimen: neutral (0%)