1 dari 4 Orang di Dunia Masih Tak Punya Akses ke Air Bersih
Espos.id
Jenis Media: Eco

Espos.id, JENEWA - Seperempat dari jumlah penduduk dunia atau sebanyak 2,1 miliar orang masih tak punya akses ke air bersih khususnya untuk konsumsi. Hal ini terungkap dalam laporan dari badan kesehatan dunia PBB, WHO, dan badan kesejahteraan anak PBB, UNICEF, yang dirilis bertepatan dengan Pekan Air Dunia (World Water Week) 2025.
Seperti diberitakan Anadolu pada Selasa (26/8/2025), laporan gabungan bertajuk Progress on Household Drinking Water and Sanitation 2000–2024: Special Focus on Inequalities [Kemajuan Sanitasi dan Air Minum Rumah Tangga 2000-2024: Fokus Khusus pada Ketidaksetaraan], mengungkapkan meski sejak 2015 ada kemajuan, namun masih ada miliaran orang yang belum terjangkau layanan air bersih, khususnya pada populasi-populasi termiskin.
Menurut laporan itu 3,4 miliar orang masih kekurangan sanitasi yang terkelola dengan baik, termasuk 354 juta orang yang masih buang air secara terbuka. Sementara itu 1,7 miliar orang lainnya hidup tanpa fasilitas higiene dasar di rumahnya, di mana 611 juta orang bahkan tidak punya fasilitas sama sekali.
Temuan ini menekankan kesenjangan luar biasa di dunia, di mana masyarakat di negara-negara miskin dua kali lebih banyak yang tak punya akses ke air bersih layak konsumsi dan sanitasi, sementara yang kekurangan layanan higiene mencakapi tiga kali lebih banyak.
Kawasan perdesaan justru menunjukkan kemajuan yang berarti di mana cakupan layanan air bersih meningkat dari 50% pada 20215 menjadi 60% pada 2024. Sementara ketersediaan fasilitas higiene dasar juga meningkat dari 52% jadi 71%. Namun perkembangan di kawasan urban atau perkotaan justru kurang pesat.
“Air bersih, sanitasi, dan higiene bukan privilese. Semua ini adalah hak dasar kemanusiaan," tegas pimpinan bidang lingkungan WHO, Ruediger Krech. "Kita harus meningkatkan tindakan khususnya untuk masyarakat-masyarakat yang paling terpinggirkan jika kita ingin memenuhi target Sustainable Development Goals,” tegas dia.
Sedangkan Cecilia Scharp dari UNICEF mengingatkan dampak keterbatasan akses air bersih ini kepada anak-anak dengan menyatakan saat anak-anak kekurangan akses atas air bersih, sanitasi, dan higiene, kesehatan, pendidikan, dan masa depan mereka dipertaruhkan. "Ketimpangan ini lebih dirasakan anak perempuan yang sering mendapat kewajiban sebagai pencari air dan mengalami banyak kesulitan saat menstruasi," kata dia.
Sentimen: neutral (0%)