Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Unilever
Kasus: Zona Hijau
Sentimen Negatif Dalam Negeri Bawa IHSG Merosot
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot ke level 7.830,49 pada Jumat (29/8/2025) seiring meningkatnya eskalasi demonstrasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah sebesar 1,53% atau 121,59 poin menuju posisi 7.830,49. Sepanjang hari ini, indeks komposit bergerak pada level terendahnya di 7.765,59 dan sempat menyentuh level tertingginya 7.913,86.
Meski demikian, 122 saham masih mampu menguat di zona hijau. Terdapat 610 saham berakhir turun, dan 70 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp14.211 triliun.
Di tengah penurunan indeks, saham dengan kapitalisasi jumbo yang menguat dipimpin PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dengan kenaikan 2,11% ke Rp99.200 dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 5,86% ke Rp7.850. Adapun, saham market cap besar menekan indeks dihuni oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang turun 3% menjadi Rp8.075.
Selain itu, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) ambles 2,96% ke Rp9.025 dan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mencatatkan penurunan sebesar 2,86% menuju Rp1.700.
Saham top gainers hari ini dihuni oleh saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk. (PIPA) yang melompat 34,21% ke Rp153, disusul saham PT Voksel Electric Tbk. (VOKS) dengan pertumbuhan sebesar 24,60% ke Rp314 per saham.
Di sisi lain, saham paling boncos atau top losers ditempati oleh PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP) yang terkoreksi 12,70% menjadi Rp55, sedangkan saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK) merosot sebesar 12,53%.
Sebelumnya, pada perdagangan sesi I hari ini, indeks komposit sempat menuju level 7.771,28 atau terkoreksi 2,27%. Total, sebanyak 33,99 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp13,31 triliun.
Di tengah gejolak pasar saham, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa fundamental pasar modal Indonesia masih solid. “Kalau dari otoritas bursa, kami melihat fundamental pasar saham kita masih kuat. Kalau ada koreksi teknikal itu wajar,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan bahwa BEI tidak berencana melakukan penyesuaian aturan terkait dengan dinamika pasar ini. Menurutnya, seluruh aspek pengawasan dan operasional bursa masih berjalan sesuai dengan jalurnya. Terpenting, kata Jeffrey, investor tetap bersikap rasional dalam mengambil keputusan investasi sehingga gejolak jangka pendek tidak menimbulkan kepanikan.
Sentimen: neutral (0%)