Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Kab/Kota: Semarang
Tokoh Terkait
Kreatif! Tukang Cukur di Semarang Ini Sulap Kampung Tepi Rel Jadi Galeri Mural
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, lorong sempit di Jalan Abimanyu V, Kelurahan Pendrikan Lor, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang tampak bersolek. Warga mempercantiknya dengan beragam hiasan dan sentuhan warna.
Dinding pagar yang membentang di tepi rel kereta api kini tak lagi kusam. Sapuan warna-warna cerah menghadirkan tokoh anime, lanskap alam, motif batik, hingga burung Garuda yang gagah.
Pemukiman tersebut dikenal sebagai Kampung Toleransi, namun belakangan, sebutan “kampung mural” terasa lebih akrab di telinga pendatang yang singgah.
Di balik transformasi ini, ada sosok sederhana yang menggerakkannya ialah Supriyono,58, seorang tukang cukur yang warungnya tak jauh dari rel. Gagasan menghias kampung muncul dari hal yang tak terduga, memanfaatkan sisa cat yang tersimpan di rumahnya.
“Tahun kemarin itu saya punya sisa cat, terus saya gambar di depan rumah saya. Tetangga pada lihat, terus minta temboknya digambarin juga. Akhirnya semua dimuralin,” kenang Supriyono saat ditemui Espos, Sabtu (9/8/2025).
Sejak saat itu, sekitar 30 bidang tembok di RT 5 RW 2 dia ubah menjadi kanvas berukuran 2×2,5 meter. Satu mural rata-rata selesai dalam dua hari. Semua dikerjakan sendiri, tanpa dibayar, dengan cat yang disediakan pemilik rumah.
“Saya memang senang melukis. Warga sini juga baik-baik, kita saling tolong-menolong. Biar kampung juga kelihatan estetik,” paparnya.
Sejak kecil, Supriyono memang gemar menggambar, namun ia baru menekuni mural pada 2024. Dia belajar secara otodidak, termasuk mempelajari teknik mencampur warna dari video YouTube, sementara desain muralnya mengikuti permintaan warga.
Tokoh robot seperti Transformer menjadi tantangan terberat bagi Supriyono karena detailnya rumit. Sedangkan mural Garuda justru mudah digarap. Seluruh proses pewarnaan ia kerjakan sendiri demi memastikan campuran warna tepat sesuai keinginannya.
Bagi Supriyono, mural-mural ini bukan sekadar hiasan. Dia adalah wujud kebersamaan dan semangat mempercantik lingkungan. Tiap sore selepas memangkas rambut pelanggannya, dia mengangkat kuas untuk kembali menambah warna di kampung.
“Dulu kampung ini kusam. Sekarang enak dipandang dan tak jarang ada pengendara motor berhenti untuk foto,” tuturnya.
Warga merasakan perubahan besar. Abdul Aziz, salah satu warga, mengaku kampungnya kini punya daya tarik baru. Dia menuturkan tak jarang orang luar kampung mampir untuk berfoto, terutama anak-anak yang tertarik dengan gambar tokoh seperti Transformer.
Abdul Aziz sendiri memilih empat gambar berbeda untuk menghiasi tembok depan rumahnya. Mulai dari pemandangan, tokoh NU, hingga Transformer kesukaan anak pertamanya.
“Sekarang kampung ini ada daya tariknya tersendiri, orang bisa selfie atau foto-foto. Bahkan ke depan mungkin bisa jadi kampung wisata di Kota Semarang,” tandasnya.
Sentimen: neutral (0%)