5 Siswa Sekolah Rakyat Ponorogo Mundur, Ini Alasannya
Espos.id
Jenis Media: Jatim

Esposin, PONOROGO – Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 5 Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, telah resmi beroperasi sejak 4 Agustus 2025 lalu dan dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Semula, sebanyak 125 anak tercatat sebagai siswa SRT 5 Ponorogo yang terbagi dalam jenjang Sekolah Rakyat Dasar (SRD), Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP), dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA).
Namun, Dinas Sosial Kabupaten Ponorogo mencatat ada lima siswa yang mengundurkan diri sebelum proses belajar mengajar resmi digelar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadinsos Ponorogo, Arief Effendi menyampaikan pihaknya telah melakukan pendekatan dengan mengunjungi kediaman anak yang mengajukan pengunduran diri tersebut.
“Alasannya tidak siap tinggal di asrama, karena di Sekolah Rakyat kan harus menginap ya. Tercatat ada lima siswa yang mundur,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Arief memerinci lima siswa sekolah rakyat mengundurkan diri tersebut terdiri atas tiga anak yang duduk di Sekolah Rakyat Dasar dan dua anak yang duduk di Sekolah Rakyat Menengah Pertama.
Menindaklanjuti hal tersebut, Arief mengungkap pihaknya tidak dapat memaksakan kehendak orang tua siswa yang memilih mengundurkan diri meskipun berbagai aspek penunjang pembelajaran telah terjamin oleh negara.
“Tentu kami tidak bisa memaksa, para orang tua yang anaknya mengundurkan diri juga telah melampirkan surat keterangan tertulis perihal alasan mengapa anak mereka mundur. Selain yang saya sebut tadi, ada juga yang beralasan kesehatan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 5 Ponorogo, Devit Tri Candrawati, menyampaikan jajaran guru yang bertugas tengah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama dua pekan.
Saat ini, 120 siswa yang masih bertahan tengah mengikuti kegiatan berupa belajar beternak dan bertani untuk mengisi waktu sambil menunggu proses pembelajaran dimulai.
Jumlah tersebut terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 7 siswi pada jenjang SD, 24 siswa laki-laki dan 24 siswi perempuan pada jenjang SMP, dan 29 siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan pada jenjang SMA.
“Setelah MPLS selesai para siswa akan mengikuti masa persiapan selama 2 sampai 3 bulan ke depan dengan jadwal yang telah kami susun, detail kegiatan juga sudah siap,” ujarnya melalui pesan singkat.
Sentimen: neutral (0%)