Sentimen
Undefined (0%)
7 Agu 2025 : 14.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Ada Rohalus hingga Rotasi, Ini 5 Istilah Serupa dengan Rohana dan Rojali

7 Agu 2025 : 14.03 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Ada Rohalus hingga Rotasi, Ini 5 Istilah Serupa dengan Rohana dan Rojali

 Esposin, SOLO – Gaya hidup jalan-jalan dan menongkrong di mal tanpa belanja  kian jadi sorotan dengan munculnya istilah Rojali  (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya).

Fenomena ini disebut mencerminkan kondisi ekonomi karena melemahnya daya beli masyarakat. Para pengunjung mal diniali lebih selektif dalam berbelanja. Mereka cenderung membandingkan harga, mencari model yang sesuai, atau menunggu promo di platform marketplace sebelum memutuskan membeli.

Sekilas, mal memang tampak ramai. Tapi kenyataannya, tidak semua pengunjung benar-benar berniat berbelanja. Tren ini disebut mulai muncul pascapandemi Covid-19, ketika fungsi mal tak lagi hanya sebagai pusat belanja, tetapi juga menjadi tempat hiburan ringan atau sekadar tempat jalan-jalan santai.

Di tengah maraknya Rojali dan Rohana, muncul juga berbagai istilah serupa untuk menggambarkan jenis aktivitas lain yang sering dilakukan pengunjung mal. Berikut lima istilah  popular lain yang serupa Rojali dan Rohana seperti dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/8/2025):

1. Rohalus: Rombongan Hanya Elus

Istilah ini menggambarkan pengunjung yang datang ke toko hanya untuk menyentuh atau merasakan bahan pakaian, biasanya untuk menilai kualitas kain—tanpa ada niat membeli.

2. Rocega:  Rombongan Cek Harga

Pengunjung tipe ini suka membandingkan harga antar toko. Bisa jadi mereka sedang survei sebelum memutuskan membeli, atau sekadar menyesuaikan dengan isi dompet.

3. Rotasi: Rombongan Tanpa Transaksi

Rotasi menggambarkan mereka yang hanya keliling mal, melihat-lihat isi toko, tapi tidak melakukan pembelian sama sekali. Biasanya hanya untuk mengisi waktu luang.

4. Rosali: Rombongan Suka Selfie

Fenomena mirror selfie atau berfoto di depan kaca besar toko jadi tren tersendiri, terutama di kalangan anak muda. Aktivitas ini biasa dilakukan untuk menunjukkan OOTD (outfit of the day) yang nantinya akan diposting ke media sosial.

5. Rocuta: Rombongan Cuci Mata

Ini adalah tipe pengunjung yang datang ke mal hanya untuk bersantai, melepas penat, dan menikmati suasana. Tidak ada niat khusus untuk belanja, hanya ingin relaksasi visual.

Belanja Online Meningkat 

Menariknya, di tengah tren Rojali dan Rohana, sektor F&B atau kuliner di mal justru mengalami peningkatan. Ketika lelah berkeliling atau menunggu jadwal nonton, pengunjung biasanya mencari minuman atau makanan ringan.

Food court tetap jadi andalan, tak hanya bagi anak muda yang ingin nongkrong, tapi juga keluarga yang ingin makan bersama. Jadi, meski toko-toko retail sepi transaksi, sektor kuliner di mal tetap ramai pengunjung. Pemerintah juga membantah jika fenomena Rohana dan Rojali mencerminkan pelemahan daya beli. 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan data transaksi online shopping atau belanja daring yang terus meningkat menunjukkan bahwa tidak ada pelemahan daya beli di tengah masyarakat. Ia menuturkan di Jakarta, Selasa (5/8/2025), bahwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi di online retail dan marketplace meningkat 7,55 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) pada triwulan II 2025.

“Retail dan marketplace tumbuhnya quarter-to-quarter adalah 7,55 persen,” kata Airlangga Hartarto seperti dilansir Antara.

Peningkatan tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang mampu tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2025.Meskipun demikian, ia tidak menyebutkan berapa transaksi yang tercatat pada triwulan I dan triwulan II tahun ini. Melihat data tersebut, Airlangga pun menyatakan bahwa isu ‘Rohana’ (Rombongan Hanya Nanya) dan ‘Rojali’ (Rombongan Jarang Beli) yang seringkali dikaitkan dengan pelemahan daya beli masyarakat terlalu dibesar-besarkan.

“[Data transaksi belanja serta pendapatan dan laba ritel] ini menunjukkan bahwa terkait dengan isu Rohana dan Rojali ini, ini isu yang ditiup-tiup [dibesar-besarkan], jadi faktanya berbeda. Dan tentu [data] ini yang harus kita lihat,” imbuhnya.

Sentimen: neutral (0%)