Sentimen
Undefined (0%)
7 Agu 2025 : 12.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar, Solo

Tokoh Terkait

Kreatif, Pemuda Karanganyar Ini Ubah Kayu Keropos Jadi Cuan

7 Agu 2025 : 12.40 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: Ekonomi

Kreatif, Pemuda Karanganyar Ini Ubah Kayu Keropos Jadi Cuan

Esposin, SOLO—Di tangan orang kreatif, barang bekas atau lawas bisa diolah menjadi barang yang memiliki fungsi baru atau berbeda yang lebih bermanfaat. Selain itu, kreativitasnya ini juga bisa menjadi bisnis yang mendatangkan cuan.

Seperti dilakukan Haki Alfarisi, yang dengan kreatif memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah usang bahkan rusak karena proses alami/keropos menjadi bermacam barang baru. Misalnya kayu bekas wadah kinang yang sudah keropos ia potong menjadi kecil-kecil kemudian dibentuk dan diolah menjadi cincin, gelang, atau kalung yang laku dijual.

Awalnya Haki terinspirasi dari berbagai barang keropos yang sudah tidak terpakai di sekitarnya. Ia pun tergerak untuk memanfaatkan barang-barang tersebut menjadi barang yang lebih berguna.

Ternyata, hasil kreativitasnya itu banyak yang suka. Bahkan mereka yang menyukai itu mau membelinya. Dari situ ia berpikir bahwa dengan sentuhan yang benar, barang-barang keropos yang tadinya kurang berguna bisa mendatangkan uang.

“Saya terinspirasi dengan barang-barang atau bahan-bahan yang bagi orang lain itu kurang berguna seperti kayu-kayu keropos. Dari situ saya berpikir untuk menciptakan produk dari benda-benda yang memang sepele tapi kita bisa menghasilkan karya dan bisa difungsikan serta secara ekonomi juga punya nilai jual yang bagus,” ujar warga Karanganyar ini saat berbincang dengan Espos di kawasan Ngarsopuro, Solo, beberapa waktu lalu.

Sejak ia tahu bahwa produknya diminati, Haki makin bersemangat untuk membuat lebih banyak lagi karya dari barang keropos. Selain kayu, Haki juga memanfaatkan potongan kulit sisa barang ekspor/impor. Dari bahan kulit ini ia membuatnya menjadi dompet, gantungan kunci, gantungan id card, kantong korek api, dan sebagainya.

Barang-barang tersebut ia jual dengan harga mulai Rp15.000 hingga jutaan rupiah per item. “Untuk harga, paling murah ini cincin dari kayu keropos, yaitu Rp15.000. Barang yang lain harganya lebih dari itu, sampai jutaan [rupiah],” imbuh Haki yang memiliki workshop di Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar ini.

Barang-barang yang kini ia labeli dengan merek Bestkropos tersebut dipasarkan secara offline maupun online melalui media sosial.

“Untuk offline saya ada di Night Market Ngarsopuro (Solo) tiap Jumat malam dan Sabtu malam, sama di galeri di Klodran (Colomadu, Kabupaten Karanganyar). Untuk online saya jual melalui media sosial. Tapi memang yang banyak terjual melalui gethok tular (rekomendasi dari mulut ke mulut). Ini justru yang paling kuat,” imbuhnya.

Menurutnya, pembelinya paling banyak berasal dari Jakarta, selain pembeli mancanegara seperti Australia, Singapura, dll.

Tantangan Produkis

Sementara itu, tantangan dalam bisnis ini antara lain pada proses produksi. Haki mengatakan bahan baku bisnisnya ini adalah barang-barang bekas yang tidak tidak tentu jumlahnya. Selain itu barang barang-barang tersebut memiliki bentuk dan kondisi yang berbeda-beda.

Sehingga dalam pemanfaatannya pun berbeda-beda jadinya. Tapi sebenarnya tantangan ini justru menjadikan barang tersebut unik, eksklusif, dan seperti collector item.

“Masing-masing bahan kan punya kondisi yang beda-beda. Saya harus berpikir bahan ini mau dijadikan apa, mau dibikin apa, mau dibentuk apa. Dengan begitu, artinya barang-barang produk saya ini memang tidak bisa dibuat sama secara massal. Tapi di sinilai keuntungannya. Setiap barang menjadi eksklusif dan seperti collector item yang harganya jadi tinggi,” imbuhnya.

Sebagai informasi, keunikan Bestkropos ini pernah direviu oleh artis Raffi Ahmad dan Soimah dalam sebuah acara.

Di sisi lain, kini dalam mengembangkan bisnisnya, Haki tidak hanya menggarap bahan kayu atau kulit sisa/bekas tetapi juga barang dengan bahan yang baru sesuai permintaan peminat.

Misalnya beberapa waktu lalu ia mendapat pesanan homeware berupa piring kayu dari buyer Arab Saudi dari bahan kayu baru, bukan kayu keropos atau lawasan.

Sentimen: neutral (0%)