Sentimen
Undefined (0%)
5 Agu 2025 : 07.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: New York, Washington

Tarif dan Kesepakatan Perdagangan Trump Tuai Kecaman dari Pakar AS

5 Agu 2025 : 07.08 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: Ekonomi

Tarif dan Kesepakatan Perdagangan Trump Tuai Kecaman dari Pakar AS

Esposin, NEW YORK  - Putaran baru langkah tarif besar-besaran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pendekatannya terhadap negosiasi perdagangan baru-baru ini telah menuai kritik keras dari para ahli di dalam dan luar negeri.

Trump tidak hanya menandatangani perintah eksekutif untuk memodifikasi lebih lanjut tarif bagi 69 mitra dagang, tetapi juga mengumumkan beberapa kesepakatan perdagangan penting yang oleh para kritikus dianggap "berlebihan, salah, dan palsu."

"Apa pun kemajuan yang dicapai sebagai bagian dari perjanjian perdagangan dan tarif bea baru ini akan dibayar dengan harga yang sangat mahal, yaitu kenaikan tarif AS yang signifikan dan hilangnya kepercayaan dengan mitra-mitra utama AS," ujar kepala Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional AS,Jake Colvin belum lama ini seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan, menetapkan tarif tertinggi di AS sejak Depresi Besar [Great Depression], ditambah dengan ketidakpastian yang sedang terjadi, merupakan resep untuk membuat bisnis AS kurang kompetitif secara global dan merugikan konsumen, sekaligus merusak hubungan dengan sekutu geopolitik dan mitra dagang yang dekat.

Sementara itu wakil presiden ekonomi umum dan perdagangan di Cato Institute, Scott Lincicome mengatakan saat ini, tarif AS berada pada level yang belum pernah terjadi dalam satu abad, yang akan mengakibatkan ratusan miliar dolar AS pajak baru yang sebagian besar akan ditanggung oleh perusahaan dan konsumen AS.

Kebijakan perdagangan masih belum pasti dan sistem tarif AS telah berubah, dari yang dulunya sederhana dan transparan menjadi labirin rumit dengan berbagai persyaratan baru.

"Kondisi ini akan sangat memberatkan pelaku usaha kecil AS yang tidak mampu membayar jasa pengacara dan akuntan mahal, ataupun menanggung beban tarif tinggi dan denda akibat ketidakpatuhan," ujar Lincicome dalam laporan The Washington Post pada Jumat (1/8/2025).

Kepala ekonom di Moody's Analytics, Mark Zandi, mengatakan tingkat tarif efektif AS, yang dimulai tahun ini pada angka sedikit di atas 2 persen, tampaknya akan bertahan di kisaran 15 persen dan 20 persen.

"Kerusakan ekonomi akibat tarif semakin meningkat. Dampaknya akan segera terlihat jelas seiring meningkatnya inflasi dan ketika para pelaku bisnis menyadari bahwa tarif yang lebih tinggi ini akan terus berlaku," kata Zandi dalam artikel di The Washington Post.

Kendati para ekonom sering tidak sepakat dalam banyak hal, lanjut Zandi, mereka hampir secara universal sepakat bahwa tarif berskala luas, seperti yang sedang diterapkan saat ini, adalah ide yang buruk.

"Ketidakpastian mulai mereda seiring dengan semakin banyaknya kesepakatan perdagangan, tetapi tarif mungkin akan lebih tinggi dari perkiraan, sehingga menimbulkan risiko bagi prakiraan kami," demikian menurut catatan riset yang ditulis Claudio Irigoyen dan Antonio Gabriel, ekonom global di Bank of America Global Research, pada Jumat.

Tarif yang lebih tinggi dari perkiraan menimbulkan risiko kenaikan pada perkiraan inflasi dan risiko penurunan pada proyeksi pertumbuhan, menurut catatan penelitian itu.

Kepala kebijakan perdagangan di Hinrich Foundation,Deborah Elms menyebut ini adalah tembok tarif yang sangat tinggi. 

"Dampak negatifnya akan jauh lebih tinggi bagi perusahaan-perusahaan AS dan konsumen AS yang pasti akan merespons dengan membeli lebih sedikit," kata Elms seperti dikutip dalam laporan Bloomberg pada Jumat.

Mantan pejabat tinggi di Reserve Bank of Australia (RBA), Kearns, memperkirakan dampak yang lebih besar terhadap konsumen AS dalam beberapa bulan mendatang, menurut laporan Bloomberg.

Sentimen: neutral (0%)