Jelang HUT ke-80 RI, Kauman Semarang Jadi Magnet Pemburu Bendera Merah Putih
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Di sela-sela kesibukannya mengantar penumpang dan paket, Rohim, 55, seorang driver ojek online, menyempatkan diri mampir ke sebuah toko penjual bendera di kawasan Kauman, Kota Semarang. Tujuannya sederhana, namun penuh makna yakni membeli bendera merah putih untuk memperingati Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
“Saya beli dua. Satu buat rumah saya, satu lagi untuk rumah anak. Yang lama warnanya sudah pudar. Biar jreng gitu loh menyambut hari kemerdekaan,” ujar Rohim sembari tersenyum saat ditemui Espos, Jumat (1/8/2025).
Rohim adalah satu dari banyak warga Kota Semarang yang mulai memburu bendera dan pernak-pernik kemerdekaan di awal Agustus ini. Dia membeli bendera baru setelah 4-5 tahun penggunaan bendera lama.
“Kalau bendera sudah pudar, biasanya empat atau lima tahun. Setelah itu ya beli baru lagi, harga bendera di Kauman juga terjangkau,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ahmad Ali, pemilik Toko Kurnia, yang menjual aneka bendera dan umbul-umbul di kawasan Kauman, mengaku kewalahan melayani pembeli dalam beberapa hari terakhir.
Saking ramainya orang keluar-masuk toko, Ali bahkan tak sempet duduk. Sejak akhir Juli 2025, arus pembeli bendera merah putih di Toko Kurnia terus meningkat drastis.
“Kalau pas ramai gini, makan aja kadang lupa. Dari warga biasa sampai instansi pemerintah pada datang. Satu kantor bisa beli sampai Rp20 juta hingga Rp40 juta,” imbuh Ali di tengah kesibukan melayani pembeli.
Toko Kurnia sendiri sudah beroperasi sejak 1988, diwariskan dari orang tua Ali dan kini menjadi salah satu sentra penjualan atribut kemerdekaan yang melegenda di Semarang.
Menurut Ali, harga bendera putih yang dia dijual dibanderol mulai Rp35.000 hingga Rp80.000, tergantung ukuran. Untuk umbul-umbul, bisa mencapai Rp150.000, bahkan bisa lebih jika modelnya custom.
“Permintaan bendera maupun umbul-umbul mulai naik dari pertengahan Juli dan puncaknya biasanya tanggal 10 sampai 17 Agustus,” paparnya.
Dari balik kesederhanaan transaksi jual beli bendera ini, terselip semangat warga seperti Rohim yang tak ingin momentum kemerdekaan berlalu tanpa makna. Sebuah pengingat bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan dengan upacara megah, tapi juga dengan hal kecil, sehelai bendera yang kembali dikibarkan dengan bangga.
Sentimen: neutral (0%)