Sentimen
Undefined (0%)
29 Jul 2025 : 16.52
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Kab/Kota: London, Shanghai, Stockholm

Kasus: Zona Hijau

Sikap Wait & See Pelaku Pasar Tak Berpengaruh, IHSG Ditutup Menguat

29 Jul 2025 : 16.52 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Sikap Wait & See Pelaku Pasar Tak Berpengaruh, IHSG Ditutup Menguat

Espos.id, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (29/7/2025) ditutup menguat. Sikap pelaku pasar yang wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) ternyata tak banyak memberikan pengaruh negatif. 

IHSG ditutup menguat 3,14 poin atau 0,04% ke posisi 7.617,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,84 poin atau 0,23% ke posisi 805,06.

Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor keuangan yang naik sebesar 1,70%, diikuti oleh sektor infrastruktur yang naik 1,49% dan sektor barang baku yang naik 0,88%.

Dua sektor tercatat melemah yaitu sektor transportasi dan logistik yang turun 0,47% dan sektor properti yang turun 0,13%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SWID, PTPS, RUIS, PGLI dan JARR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IFII, SOLA, MGLV, OASA, dan BESS.

Saham emiten-emiten besutan taipan Prajogo Pangestu misalnya menanjak. Harga saham BRPT melonjak 5,67%. Lalu, harga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) naik 4,17%. Selain itu, deretan saham dengan transaksi tinggi lainnya bergerak kinclong. Saham BRMS naik 6,33%, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) menguat 6,37% dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melonjak 8,28%.

Saham yang mencetak kinerja harga paling bagus atau top gainers dicatatkan oleh PT Saraswati Indoland Development Tbk. (SWID) yang melonjak 35%, PT Radiant Utama Interinsco Tbk. (RUIS) naik 34,76%, dan PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI) naik 34,75%. Terdapat pula deretan saham yang mencatatkan kinerja paling jeblok atau top losers yaitu PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) yang turun  12,56%, PT Xolare RCR Energy Tbk. (SOLA) turun 9,87%, dan PT Panca Anugrah Wisesa Tbk. (MGLV) turun 9,59%,

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.739.500 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,89 miliar lembar saham senilai Rp14,10 triliun. Sebanyak 289 saham naik 305 saham menurun, dan 208 tidak bergerak nilainya.

Pantauan bursa saham regional Asia sore ini menunjukkan antara lain Indeks Nikkei melemah 317,27 poin atau 0,77% ke 40.681,00, indeks Shanghai menguat 11,77 poin atau 0,33% ke 3.609,71, indeks Hang Seng melemah 37,68 poin atau 0,15% ke posisi 25.524,45, dan indeks Straits Times melemah 21,33 poin atau 0,49% ke 4.221,20.

"Pelaku pasar menantikan hasil perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, sambil mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS The Fed pada Rabu (30/7/2025)," sebut tim riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya.

Dari mancanegara, para pejabat AS dan China menyelesaikan hari pertama dari dua hari perundingan di Stockholm, Swedia, yang bertujuan memperpanjang gencatan tarif setelah batas waktu 12 Agustus 2025, dan membahas cara-cara untuk mempertahankan hubungan dagang sambil menjaga keamanan ekonomi global. Ini adalah pertemuan ketiga dalam beberapa bulan terakhir, dengan pertemuan sebelumnya berlangsung di Jenewa, Swiss dan London, Inggris.

Pada Senin (28/7/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa penerapan bea masuk menyeluruh global kemungkinan akan bernilai antara 15% hingga 20%, yang akan mempengaruhi impor dari negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Trump sebelumnya mengumumkan bahwa tarif dasar hanya akan sebesar 10%.

Trump juga berencana untuk memperpendek batas waktu bagi Rusia dari 50 hari menjadi hanya 10 sampai 12 hari saja, dengan hasil akhir berwujud kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi pembalasan ekonomi global.

Sebelumnya, kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa (UE) telah membangkitkan harapan mengenai perpanjangan gencatan tarif antara AS dan China. Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Notes) tenor 10 tahun naik 3 basis poin (bps) menjadi 4,42%.

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi AS atau Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, yang akan menjelaskan dampak tarif terhadap perekonomian.

 

Sentimen: neutral (0%)