Sentimen
Undefined (0%)
28 Jul 2025 : 11.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Warga Solo Ingin Bekerja ke Jepang dan Korea, Segini Biaya dan Syaratnya

28 Jul 2025 : 11.17 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Warga Solo Ingin Bekerja ke Jepang dan Korea, Segini Biaya dan Syaratnya

Esposin, SOLO -- Warga Solo yang ingin bekerja ke Jepang dan Korea Selatan perlu menyiapkan dana yang tidak sedikit. Untuk biaya pemberangkatan saja butuh setidaknya belasan juta hingga puluhan juta rupiah. 

Kepala Akademik Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bina Insani Kadipiro, Solo, Fitriyanto, mengatakan biaya keberangkatan satu calon tenaga kerja ke luar negeri bervariasi. Tergantung jalur, negara, hingga sektor pekerjaan yang dituju.

Pipit, sapaannya, mencontohkan untuk keberangkatan ke Jepang terbagi dua yakni jalur pemerintah (IM) dan swasta atau sending organization (SO). Jalur IM membutuhkan biaya Rp13 juta-Rp20 juta, sedangkan jalur swasta mulai dari Rp28 juta- Rp30 juta.

"Kalau job-nya bagus pasti biayanya lebih mahal. Itu bisa Rp40 juta-Rp45 juta. Job bagus itu job yang gajinya tinggi biasanya di sektor manufaktur Jepang. Kalau ke Korea ya tidak jauh berbeda," kata saat diwawancarai Espos di kantornya, Sabtu (26/7/2025).

Para calon pekerja tersebut, lanjut dia, biasanya sudah punya tabungan sebelum berangkat. Namun, tidak sedikit juga yang harus berutang untuk modal berangkat.

"Kadang bagi calon siswa yang kurang mampu banyak yang tanya apakah LPK bisa ngasih talangan. Namun kami pastikan tidak bisa. Biasanya solusinya mereka mengajukan kredit usaha rakyat [KUR] ke bank-bank untuk modal," terang dia.

Selain biaya pemberangkatan, para calon pekerja juga perlu menyiapkan dana untuk mengikuti kursus baik pendidikan atau keterampilan penunjang lainnya. Biaya kursus, menurut Pipit, juga bervariasi tergantung LPK yang dipilih.

Di LPK Bina Insani untuk kursus peserta perlu membayar Rp6,5 juta untuk dua setengah bulan masa pendidikan. Namun jika dalam durasi yang ditentukan belum menguasai atau lulus materi, calon pekerja boleh mengulang kursus secara gratis.

Tak berhenti di situ, calon pekerja juga perlu mempersiapkan aspek kesehatan baik jasmani maupun rohani. Bagi calon pekerja yang mengidap penyakit menular seperti TBC sudah tidak bisa diterima.

"Di Jepang malah lebih ketat, kalau sudah ada riwayat patah tulang sudah tidak bisa berangkat, tapi kalau di Korea masih diberikan dispensasi," ungkap dia.

Selain kesehatan, calon pekerja juga perlu mempertimbangkan usia ketika berangkat. Untuk bisa bekerja di Jepang batas usianya adalah 17-27 tahun, sedangkan Korea 18-38 tahun.

Setelah syarat usia, kesehatan dan keterampilan bahasa sudah dikuasai calon pekerja juga harus menjalani serangkaian tes atau ujian.  Seperti tes dari pemerintah hingga tes kemampuan dari calon perusahaan yang akan merekrut.

Dana Talangan

"Setelah kursus 2-3 bulan, peserta perlu tes dari pemerintah maupun perusahaan. Butuh waktu paling cepat tiga bulan, bahkan bisa sampai dua tahun. Jadi memang prosesnya cukup panjang," jelas dia.

Dia menambahkan saat ini baik di kedua negara tersebut, sektor manufaktur atau pabrik masih menjadi favorit calon pekerja karena gaji yang besar. Kemudian sektor pertanian dan perikanan juga mulai diminati.

Adapun gaji yang diperoleh pekerja melalui jalur IM Jepang setelah tiga bulan magang rata-rata Rp15 juta. Sedangkan pekerja jalur SO mulai Rp20 juta-Rp25 juta per bulan.

Sedangkan rata-rata gaji di Korea lebih tinggi daripada Jepang. Pasalnya upah minimum di sana sudah Rp24 juta dan itu belum termasuk bonus lembur.

"Kalau mereka di Jepang/Korea hidup sederhana modal berangkat itu bisa balik [impas] di bulan ketiga. Tapi kalau gaya hidupnya foya-foya ya butuh waktu lama. Di dua negara itu biaya hidup normalnya per bulan rata-rata Rp8 juta-Rp9 juta," tandas dia.

Sementara itu, Kepala Disnaker Solo, Widyastuti Pratiwiningsih, mengatakan saat ini Pemkot tengah menggodok skema dana talangan untuk membantu keberangkatan para pekerja migran melalui Program Rumah Siap Kerja. Dana tersebut rencananya bersumber dari pinjaman perbankan.

Dia menyebut saat ini sudah ada tiga bank yang berminat menjadi mitra pemberi dana talangan. Bank-bank tersebut akan memberikan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi calon pekerja migran dengan maksimal pinjaman mencapai Rp100 juta.

"Maksimal pinjaman Rp100 juta bunganya 6 persen. Sampai beberapa tahun nanti ada kontrak kerja yang harus ditandatangani agen di luar negeri. Pembayarannya nanti bisa dilakukan pekerjaan migran secara mencicil setelah dua bulan bekerja," jelas dia.

Diketahui saat ini sudah 200 warga Solo yang tertarik bekerja ke luar negeri melalui Rumah Siap Kerja. Negara yang banyak dituju adalah Korea Selatan dan Jepang.

Sementara itu salah satu siswa LPK Bina Insani, Nathan, 18, mengungkapkan ingin bekerja ke Korea Selatan di sektor manufaktur. Alasannya dari segi gaji lebih tinggi dan masa kerja lebih lama daripada di Jepang.

Ihwal modal berangkat dia mengaku tengah fokus menabung. Menurutnya, dia butuh tabungan setidaknya Rp20 juta-Rp30 jutaan. "Kalau sekarang belum cukup [uangnya], masih nabung dulu. Ini juga kurusnya belum selesai. Tapi besok saya usahakan tidak pinjam atau utang bank," kata dia.

Sentimen: neutral (0%)