Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Kendal, Lamongan, Semarang
Tokoh Terkait
Dua Doktor Baru Lahir di FAI Unwahas, Angkat Isu Pesantren dan Islam Nusantara
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) mengukuhkan dua doktor baru dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Ujian Terbuka Promosi Doktor yang digelar di Kampus II Unwahas, Nongkosawit, Semarang, Kamis (24/7/2025).
Keduanya menjadi doktor ke-17 dan ke-18 yang diluluskan oleh Program Studi S3 PAI Unwahas sejak dibuka pada 2017.
Kandidat pertama, Dr. Khotimah Suryani, memaparkan disertasi bertema pemberdayaan perempuan dalam pembaruan pesantren. Wakil Rektor I Universitas Islam Darul Ulum Lamongan itu meneliti pemikiran K.H. Soefyan Abdul Wahab, pengasuh Pesantren Matholi’ul Anwar, Lamongan.
Dalam disertasinya, Khotimah menyimpulkan bahwa pesantren yang inklusif dan responsif gender telah lama ada dalam tradisi Islam Nusantara. Ia menekankan pentingnya kepemimpinan kolaboratif antara Kyai dan Nyai dalam sistem pendidikan berbasis pesantren.
“Model pendidikan pesantren berbasis Islam Nusantara menunjukkan bahwa ulama punya peran strategis dalam pemberdayaan perempuan,” ujar Khotimah dalam pernyataan tertulis yang diterima Espos, Sabtu (26/7/2025).
Sementara itu, kandidat kedua, Dr. Ahmad Munadirin meneliti variasi model pendidikan karakter di sejumlah pesantren di Jawa Tengah (Jateng).
Ketua Prodi PAI Sekolah Tinggi Islam Kendal (STIK) ini memetakan tiga pendekatan karakteristik pesantren, yakni internalisasi nilai-nilai klasik melalui kitab kuning, pembentukan karakter lewat pembiasaan berbahasa asing, serta pendekatan sufisme untuk memperkuat spiritualitas dan kepedulian sosial.
“Setiap pesantren memiliki strategi pembentukan karakter yang khas, namun semuanya bermuara pada penguatan akhlak dan moral santri,” jelas Munadirin.
Dekan FAI Unwahas, Dr. H. Iman Fadilah, M.Si., menyampaikan bahwa kajian tentang pesantren penting untuk memperkaya khazanah Islam Nusantara. Menurutnya, pesantren merupakan simpul peradaban yang menyatukan tradisi, nilai lokal, dan pemikiran progresif.
“Prodi S3 PAI dengan konsentrasi Pendidikan Islam Nusantara menjadi mozaik penting dalam studi keulamaan dan warisan intelektual di Indonesia,” tandas Dr. Iman.
Sidang promosi tersebut juga dihadiri para promotor dan penguji, di antaranya Prof. Dr. H. Mahmutarom HR, SH., MH., Prof. Dr. H. Mudzakkir Ali, Prof. Dr. Mahfud Junaedi, Dr. Nur Cholid, Dr. Nanang Nurcholis, Dr. Sari Hernawati, serta Dr. Ifada Retno Ekaningrum selaku Kaprodi Program Doktor FAI.
Sentimen: neutral (0%)