Sentimen
Undefined (0%)
23 Jul 2025 : 11.18
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Rupiah Dibuka Menguat Jadi Rp16.276 per Dollar AS

23 Jul 2025 : 11.18 Views 25

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Rupiah Dibuka Menguat Jadi Rp16.276 per Dollar AS

Espos.id, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (23/7/2025). Rupiah naik ke level Rp16.276 per dollar AS atau menguat 0,26%. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,04% ke level 97,43.

Mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi hari ini, yen Jepang menguat 0,08%, dollar Hong Kong stagnan, dollar Singapura melemah 0,02%, dollar Taiwan menguat 0,28%, dan won Korea Selatan menguat 0,15% terhadap dollar AS.  Lalu peso Filipina menguat 0,25%, rupee India melemah 0,08%, yuan China stagnan, ringgit Malaysia menguat 0,17%, dan baht Thailand melemah 0,01%.  

Laporan media global menyebut dollar sebelumnya sempat mengalami tekanan terhadap yen setelah AS mencapai kesepakatan tarif dagang dengan Jepang.  Dalam unggahannya di Truth Social, Donald Trump mengatakan bea masuk impor dari Jepang ditetapkan sebesar 15%, turun dari angka 25% yang sebelumnya diperkirakan akan berlaku mulai 1 Agustus.

Trump juga menambahkan bahwa negara Asia tersebut akan berinvestasi sebesar $550 miliar di Amerika Serikat. “Jelas ada nuansa dovish yang tengah memengaruhi pasar saat ini terhadap dollar AS, dan kita juga melihat hal itu terjadi di pasar obligasi,” kata Michael McCarthy, Market Strategist Moomoo Australia.

Sedangkan analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) dipengaruhi kesepakatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan Jepang. “Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.240-Rp16.320 dipengaruhi kesepakatan tarif terhadap Jepang,” ujar Rully.

Sentimen penguatan kurs rupiah juga dipengaruhi konflik antara Presiden AS dengan Gubernur The Fed Jerome Powell. Trump disebut telah mengkritisi Powell sebanyak 23 kali selama enam bulan terakhir. Trump mengkritik Powell satu kali pada Januari, tujuh kali pada April, tiga kali pada Mei, delapan kali pada Juni, dan empat kali sejak awal Juli.

Secara langsung, Presiden AS tersebut menghina Powell dengan sebutan seperti “benar-benar bodoh,” “pecundang besar,” “orang dungu,” “salah satu yang paling bodoh,” “otak udang,” dan lainnya, sambil mendesak Powell menurunkan suku bunga atau akan dipecat.

Sebanyak sebelas dari pernyataan tersebut disampaikan melalui media sosial, sementara dua belas lainnya secara verbal, termasuk dalam pengumuman resmi, wawancara, siaran pers dan pidato.

Meski pernah membicarakan pemecatan Powell, yang secara hukum tak bisa dilakukan, Trump kemudian menyatakan tidak mempertimbangkan untuk memecat Gubernur The Fed dalam pernyataan selanjutnya.

“Sementara [sentimen] dari domestik, pasar obligasi negara masih terus melanjutkan penguatan dan peningkatan uang beredar yang ditopang oleh pertumbuhan kredit perbankan,” ungkap Rully.

Sentimen: neutral (0%)