Sentimen
Undefined (0%)
23 Jul 2025 : 00.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Jepara, Madura, Pacitan, Solo, Sukoharjo, Tuban

Ngalap Berkah, Ribuan Orang Ikuti Haul Kiai Siraj di Jl Honggowongso Solo

23 Jul 2025 : 00.30 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Ngalap Berkah, Ribuan Orang Ikuti Haul Kiai Siraj di Jl Honggowongso Solo

Esposin, SOLO -- Lantunan merdu selawat dan musik rebana menggema di Kompleks Pondok Pesantren As-Siraj Panularan Laweyan, Solo, Selasa (22/7/2025) malam, menandai dimulainya rangkaian acara Haul ke-66 Kiai Ahmad Siraj Umar atau Mbah Siraj.

Ribuan orang dari berbagai kalangan tumpah ruah mulai di sepanjang Jl Honggowongso mulai dari Simpang Kalilarangan hingga Simpang Kawatan. Mereka ada yang duduk di kursi, lesehan di jalan dan di emperan-emperan toko.

Di sisi lain, para juru parkir tampak sibuk mengatur kendaraan yang akan parkir di sekitar lokasi haul. Sedangkan puluhan pedagang juga sibuk melayani para pembeli.

Haul yang rutin digelar setiap tanggal 27 Muharram ini memang punya daya tarik tersendiri bagi warga Soloraya maupun daerah lainnya di Indonesia. Tak terkecuali bagi Sunarti, 56.

Perempuan asal Cepogo, Boyolali, itu mengatakan sudah tiba di Solo sejak pukul 16.00 WIB. Dia datang bersama 50-an tetangganya dengan menggunakan kendaraan truk.

Sebelum ke lokasi haul, dia menyempatkan berziarah ke makam Mbah Siraj di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pracimaloyo, Kartasura, Sukoharjo. Baginya datang ke haul adalah agenda yang selalu ia sempatkan sebagai upaya untuk mendapatkan keberkahan.

"Saya tiap tahun ke sini, kalau sekarang datang rombongan 50-an orang pakai truk dari Cepogo. Tadi sempat ziarah ke makam dan malamnya ngalap berkah di haul," kata dia saat diwawancarai Espos di sela-sela acara.

Sementara bagi Witoyo, 48, ini merupakan pengalaman pertamanya datang ke haul Kiai Siraj. Wito, sapaanya, tiba di lokasi haul pukul 20.30 WIB. Dia datang berdua bersama temannya.

Pria asal Jepara ini mengaku tertarik datang karena mendengar cerita bahwa Haul Mbah Siraj selalu ramai sehingga dia merasa penasaran. Selain itu dia juga ingin mendapatkan keberkahan ketika ikut acara ini.

"Iya [mencari berkah]. Saya sendiri kalau ziarah ke makanya sering, tapi ke haulnya baru sekarang. Soalnya katanya ramai, dan benar ramai sekali acaranya," kata dia.

Humanis dan Menyejukkan

Baginya, Kiai Siraj adalah sosok ulama yang karismatik. Dia juga terkesan dengan metode dakwahnya yang humanis dan menyejukkan sehingga banyak dicintai orang dari berbagai kalangan. "Salah satu amalan beliau yang mencoba saya rutin jalankan adalah kerap berziarah ke makam-makam orang saleh," ungkap dia.

Malam itu haul kiai yang sangat menyukai pakaian bernuansa Jawa dalam kegiatan sehari-hari maupun berdakwah itu juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf. Selain itu, sang adik yang juga mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, juga tampak hadir.

Gus Yahya, sapaannya, dalam sambutannya menyampaikan pesan agar jemaah senantiasa menjaga kerukunan dan persatuan. Dia juga meminta jemaah untuk tidak saling mencela antara satu dengan lainnya.

"Aja padahal paido-paidonan. Aja padahal nyek-nyekan. Aja pisuh-pisuhan. Beda pendapat itu mbok uwes tapi rausah ngece.  Sek penting kudu rukun dan bersatu. Nik enek sek ngajak congkrah aja gelem," tegas dia.

Semakin malam jemaah terus berdatangan. Seusai selawatan dan pembukaan, rangkaian acara haul dilanjutkan dengan penyampaian kiprah sejarah dakwah Mbah Siraj.

Kemudian dilanjutkan dzikir dan tahlil yang dipimpin oleh Kiai Hamid. Acara ditutup dengan mauizah Hasanah oleh Kiai Lukman Al Hakim Harist Dimyati asal Pacitan pada pukul 23.30 WIB.

Kiai Lukman menyampaikan tentang keutamaan dan jenis-jenis zikir yang bisa diamalkan oleh jemaah. Dia juga berpesan agar jemaah meneladani kebaikan-kebaikan yang dicontohkan Kiai Siraj selama hidup.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Panitia Acara, Mahbub Suliya Thoyib, memprediksi akan ada 5.000 lebih orang dari berbagai daerah yang datang ke acara tersebut. Umumnya mereka datang dari Soloraya, Tuban, Madura, dan Grobogan.

Sentimen: neutral (0%)