Sentimen
Undefined (0%)
22 Jul 2025 : 10.19
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kab/Kota: Penggilingan, Solo

Tokoh Terkait

Pasar Jebres, Tak Sekadar Tempat Belanja tapi Juga Destinasi Wisata Kuliner

22 Jul 2025 : 10.19 Views 12

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Pasar Jebres, Tak Sekadar Tempat Belanja tapi Juga Destinasi Wisata Kuliner

Esposin,  SOLO — Bagi masyarakat yang kerap beraktivitas menggunakan kereta api melalui Stasiun Jebres, Solo, tentu tak asing dengan bangunan besar yang berdiri megah di depan stasiun. 

Bangunan tersebut adalah Pasar Jebres, pasar rakyat  yang bukan hanya menjadi tempat belanja kebutuhan pokok serta sayur dengan harga terjangkau, Pasar Jebres juga memiliki area kuliner yang menarik untuk dicoba. 

Pasar Jebres merupakan satu dari sekian pasar tradisional yang ada di Kota Solo. Berlokasi di Jl. Prof. Yohannes, Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, pasar tersebut cukup mudah ditemukan sebab Pasar Jebres berdiri berhadapan langsung dengan Stasiun Jebres Solo. 

Pasar tersebut terdiri dari dua lantai.  Dari sisi komoditas, sepintas tidak ada yang berbeda dengan komoditas di pasar umum lainnya. Di mana kita bisa menemukan komoditas sayur, buah, daging, serta kebutuhan pokok lainnya. Bahkan bagi warga yang membutuhkan jasa penggilingan daging, di pasar tersebut juga tersedia. 

Untuk komoditas-komoditas tersebut dapat ditemui di lantai dasar pasar. Sedangkan di lantai 2, pengunjung bisa memanjakan lidah dengan aneka kuliner yang disajikan. Mulai dari Gongso Masisseo yang menawarkan menu ayam dan aneka menu gongso, ada Nasi Goreng Chaofan yang menawarkan menu-menu Asia seperti aneka nasi goreng, kwetiau, ayang panggang, dan lainnya. 

Ada Sis2 yang menawarkan lebih dari 40 menu, dan kuliner lainnya.  Pemilik Gongso Masisseo, Andi, mengaku sudah membuka lapaknya sejak pukul 08.00 WIB setiap harinya kemudian melayani pelanggan hingga pukul 20.15 WIB. Namun ada juga lapak lain yang buka sekitar pukul 10.00 WIB. 

Pada jam-jam makan seperti saat jam makan siang dan makan malam, jumlah pengunjung biasanya akan lebih banyak. Dia mengatakan pada dasarnya Pasar Jebres memiliki potensi yang bagus, sebab berhadapan langsung dengan Stasiun Jebres. Hal itu memungkinkan para penumpang dari stasiun bisa berkunjung ke pasar. 

“Namun memang promosi masih sangat kurang untuk memberitahukan kepada masyarakat luas bahwa di pasar ini juga ada foodcourt,” kata dia. 

Kepala Pasar Jebres, Agus Riyanto, menyampaikan Pasar Jebres berdiri sejak sekitar tahun 1985.  Awalnya pasar tersebut berdiri dengan bangunan sederhana. Bahkan ketika hujan, pasar tersebut menjadi becek. 

Kemudian pada 2018 lalu, pasar mulai dubangun ulang dengan desain lebih modern. Terlebih dengan bangunan dua lantai yang menjadikan pasar lebih tampak megah dan bersih. Termasuk adanya sejumlah fasilitas yang ada di dalamnya, seperti kios, los, area pedagang oprokan, toilet, musala dan lainnya. Bangunan baru tersebut kemudian diresmikan pada 2019. 

Penempatan pedagang juga dilakukan dengan sistem zonasi, di mana untuk pedagang sayur, buah, kelontong atau komoditas kebutuhan pokok, daging dan lainnya, dipusatkan di lantai dasar. Sedangkan untuk lantai atas difokuskan untuk kuliner dan pedagang oprokan, serta untuk kantor pengelola pasar. 

“Untuk aktivitasnya, pasar ini khususnya untuk para pedagang sayur sudah mulai beraktivitas pukul 03.00 WIB kemudian biasanya pukul 09.00 WIB sudah mulai meninggalkan pasar. Namun untuk pedagang kios dan pedagang kelontong, masih bertahan hingga sore. Pasar bawah pada pukul 15.00 WIB sudah ditutup. Namun untuk kuliner masih buka sampai malam,” kata dia saat ditemui Espos, Senin (14/7/2025). 

Dia mengatakan untuk pedagang kuliner di lantai atas biasanya mulai buka sekitar bukup 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Hal itu dilakukan juga untuk menyambut para penumpang kereta api yang ingin menikmati kuliner di pasar tersebut. 
Meskipun selain para penumpang kereta api, pelanggan di lapak kuliner juga datang dari masyarakat umum lainnya. 
Mengenai jumlah pedagang, saat ini pedagang aktif yang beraktivitas di pasar tersebut terdiri dari 30 pedagang kios, 50 pedagang los serta 10 pedagang kuliner. 

Keragaman Komoditas

Solopos
Solopos

 

Salah satu pedagang yang juga Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Jebres, Cokro Sudarno, mengatakan Pasar Jebres merupakan wajah Kota Solo sebab lokasinya yang langsung berhadapan dengan stasiun. Masyarakat luar kota yang datang ke Solo melalui stasiun tersebut maka akan langsung disambut oleh Pasar Jebres. 

Diharapkan ketika para penumpang kereta api atau pengunjung lainnya masuk pasar, akan senang dengan keragaman komoditas yang ditawarkan di dalam pasar. 

Cokro mengatakan, untuk ke depan Pasar Jebres masih perlu banyak penataan pasca pembangunan, terutama untuk lebih menarik masyarakat datang dan berbelanja di pasar tersebut. Termasuk dalam penataan pedagang yang masih berjualan di luar pasar. Tentunya hal itu perlu peran dari pemerintah kota Solo. 

“Ini bukan hanya dari saya pribadi, banyak para pedagang lainnya juga menyampaikan hal serupa, bahwa sebelum di bangun dan setelah dibangun ini, aktivitas transaksi di pasar cenderung menurun. Sebab ada pedagang baru maupun lama yang berjualan di luar pasar. Maka pelanggan di dalam pasar berkurang memilih belanja di luar. Jadi dengan bangunan yang sudah sedemikian megah dan bersih, transaksi di dalam pasar diharapkan juga bisa meningkat,” kata dia.  

Menurutnya, keunggulan lain dari Pasar Jebres yakni memiliki harga komoditas yang cenderung lebih murah. Terlebih untuk komoditas sayur. Sebab rata-rata pedagang langsung mendatangkan produk dari Tawangmangu dan daerah produsen lainnya.

Pedagang lain, Tutik, berharap ke depan Pasar Jebres bisa lebih berkembang dan transaksi di dalam pasar bisa tumbuh dengan baik.

Sentimen: neutral (0%)