Sentimen
Undefined (0%)
15 Jul 2025 : 19.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Wonogiri

Tokoh Terkait

6 SD Negeri di Wonogiri Hanya Dapat 1 Murid Baru, Mayoritas di Wilayah Pinggiran

15 Jul 2025 : 19.02 Views 19

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

6 SD Negeri di Wonogiri Hanya Dapat 1 Murid Baru, Mayoritas di Wilayah Pinggiran

Esposin, WONOGIRI — Sebanyak 75 SD negeri di Kabupaten Wonogiri mendapatkan peserta didik baru kurang dari lima anak pada sistem penerimaan murid baru atau SPMB 2025. Bahkan, enam SD di antaranya hanya memiliki satu murid baru. 

Menurut data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbus) Wonogiri, SD yang memiliki peserta didik baru kurang dari lima anak tersebar di hampir semua kecamatan. Sedangkan SD yang hanya memiliki satu murid baru mayoritas di wilayah pinggiran meliputi SDN 1 Mojopuro (Kecamatan Wuryantoro), SDN 1 Keloran (Kecamatan Selogiri).

Kemudian SDN 3 Jatirejo (Kecamatan Girimarto), SDN 2 Minggarharjo (Kecamatan Eromoko), SDN 4 Basuhan (Kecamatan Eromoko), dan SDN 2 Sumberagung (Kecamatan Batuwarno).

Kepala SDN 1 Keloran, Indah Sri Hariyati, mengatakan pada tahun ajaran baru 2025/2026 ini, sekolahnya mendapatkan satu peserta didik baru. Hal ini menurutnya tidak mengagetkan mengingat hanya ada satu TK di Desa Keloran yang pada 2025 ini meluluskan sekitar 12 anak.

Lulusan dari TK Pertiwi Keloran itu kemudian melanjutkan ke tiga SD yang ada di desa tersebut, yakni SDN 1 Keloran (satu anak), SDN 2 Keloran (lima anak), dan SDN 3 Keloran (enam anak). Indah menyebut minimnya peserta didik baru itu bukan karena SDN 1 Keloran ditinggal masyarakat karena kualitas pendidikannya.

”Tetapi memang benar-benar tidak ada populasi anak usia masuk SD di sekitarnya. Sistem domisili pada SDN 1 Keloran itu kan mengampu dua dusun. Di dua dusun itu hanya ada satu anak yang masuk masa usia SD,” kata Indah saat ditemui Espos di SDN 2 Pare, Kecamatan Selogiri, Selasa (15/7/2025).

Indah menyebut meski sejak awal sudah mengetahui SDN 1 Keloran hanya akan menerima satu siswa baru, sekolahnya tetap membuka pendaftaran. Sekolah tetap mengakomodasi warga yang mendaftar berapa pun jumlahnya. Sekolah bahkan menyediakan layanan antar-jemput siswa.

Perempuan yang juga Kepala SDN 3 Keloran itu mengatakan pada dasarnya tidak ada perbedaan perlakuan dalam kegiatan belajar mengajar bagi kelas yang diisi satu murid dengan kelas yang diisi lebih banyak murid. Siswa yang seorang diri pun tidak merasa minder atau inferior.

Rencana Regrouping

Indah mengatakan jumlah siswa yang sedikit berdampak terhadap penerimaan biaya operasional sekolah (BOS). Sebab, dana BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa yang terdaftar. Semakin sedikit siswa maka semakin kecil pula BOS yang diterima sekolah.

Kendati demikian, sekolah tetap berupaya keras memberikan pelayanan terbaik bagi siswa. ”Misalnya kami harus iuran untuk beli alat rebana agar siswa tetap bisa mengikuti ekstrakurikuler dan tampil pada pementasan seni,” ujar dia.

Koordinator Pengawas SD Kabupaten Wonogiri, Hery Hartanto, juga menyampaikan masing-masing SDN sebenarnya sudah berupaya maksimal untuk mendapatkan peserta didik baru. Mereka sudah berusaha mendata potensi setiap anak usia masuk SD. Hanya, memang jumlah populasi anak usia SD di desa tersebut sangat minim.

“Jadi mau dipaksakan untuk diisi juga tidak mungkin, karena kenyataannya memang populasi anak-anak di wilayah itu sangat sedikit,” ucap Hery.

Terpisah, Kepala Disdikbud Wonogiri, Sriyanto, tidak memungkiri banyak SD yang mendapatkan siswa segelintir saja. Meski demikian, pihaknya tidak menyalahkan sekolah karena memang sebaran anak usia masuk SD saat ini sedang menurun.

Menurutnya, dari sekitar 745 SD di Kabupaten Wonogiri, separuhnya memiliki total murid kurang dari 60 anak. ”Kami berencana melakukan regrouping SD yang memang jumlah siswanya sedikit. Ini sedang kami matangkan dulu kebijakannya,” kata Sriyanto.

Sentimen: neutral (0%)