Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Batang, Jepara, Pekalongan, Semarang
Tokoh Terkait
Suhu Dingin di Jateng Saat Malam-Pagi, Ini Penyebabnya Menurut BMKG
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Suhu udara di malam hingga pagi hari di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) akhir-akhir ini terasa lebih dingin dari biasanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, fenomena ini merupakan bagian dari puncak musim kemarau yang dipengaruhi oleh menguatnya monsun Australia.
Meski cuaca siang tampak cerah, suhu udara tetap terasa dingin. Hal ini disebabkan minimnya uap air di atmosfer, sehingga panas dari permukaan bumi tidak tertahan dan cepat menghilang.
Rahmatika, 28, warga asal Kabupaten Jepara yang merantau ke Semarang, mengaku akhir-akhir ini sulit tidur tanpa menggunakan selimut.
“Iya, dingin banget. Rasa-rasanya malah lebih dingin sekarang dibanding pas musim hujan, kayake,” ujar Tika, Sabtu (12/7/2025).
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, menyebut fenomena ini dikenal masyarakat Jateng dengan sebutan "bediding, udara dingin yang muncul pada malam hingga pagi hari di musim kemarau.
“Penyebabnya adalah massa udara dari monsun Australia yang bersifat kering dan dingin. Hal ini dibuktikan dari titik embun yang cukup rendah, sekitar 15–17 derajat Celcius,” jelas Giyarto.
Fenomena Alam Lainnya: Kabut dan Embun Upas
Menurut Giyarto, kondisi ini normal terjadi saat puncak musim kemarau dan diperkirakan berlangsung dari awal Juli hingga Agustus. Di wilayah seperti Soloraya, puncak kemarau biasanya terjadi pada Agustus.
Selain suhu dingin, masyarakat juga perlu mewaspadai fenomena alam lain seperti kabut pagi dan embun upas, terutama di dataran tinggi seperti Dieng.
Meski kemarau, hujan ringan akibat dinamika cuaca lokal masih mungkin terjadi, terutama di daerah pegunungan seperti Pekalongan dan Batang. Namun, intensitasnya ringan dan hanya berlangsung singkat.
“Contohnya di Pegunungan Tengah bagian utara seperti Pekalongan dan Batang, masih ada potensi hujan meskipun tidak setiap hari,” ujarnya.
Waspadai Dampak Kesehatan
BMKG juga mengingatkan bahwa fenomena bediding tidak hanya berdampak pada suhu, tapi juga kesehatan. Suhu dingin yang ekstrem dapat menurunkan indeks kenyamanan tubuh, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan hipotermia, penyakit pernapasan, hingga memperburuk kondisi kesehatan tertentu.
Tips menghadapi udara dingin:
- Gunakan pakaian hangat, terutama saat malam dan pagi
- Perbanyak konsumsi makanan bergizi
- Jaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup
Sentimen: neutral (0%)