Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Batang, Klaten
Tokoh Terkait
Mahasiswa UNS Solo Gelar Festival Sedina Tani di Klaten
Espos.id
Jenis Media: Sekolah

Esposin, KLATEN – Kelompok mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) sukses menyelenggarakan Festival Sedina Tani “Satu hari merasakan kehidupan petani di sawah”, yang bertempat di Rumah Bambu, Desa Sabrang, Delanggu, Klaten.
Festival ini diselenggarakan oleh tim mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) program studi Desain Interior, di bawah bimbingan Pak Pandu, yang berkolaborasi dengan Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS), Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Research Group (RG) Urban Rural Design & Conservation (URDC) serta masyarakat dan komunitas tani Desa Sabrang.
Kegiatan ini di kawal oleh Research Group Program Studi Desain Interior UNS, di antaranya; Pandu Purwandaru S.Ds., M.Ds., Ph.D, Dott. Silmi Cahya Pradini Priliana S.T., M.Sc., Trisna Dwi Putri Novitabella S.Ds., M.Ds yang di dukung mahasiswa MBKM Ahdiana Nurul Rahmawati, Belinda Hanifah, Fara Septiyatun Nurazizah, Faatiya Rifa Manantya, Lailla Retno Fauziyyah, Najma Nisita Kamila, Putri Hidayah, Syifaun Najah, Denasitha Azra Fawwaz, dan Manggarani Dwi Putri.
Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan praktik menanam padi Rojolele – beras khas Delanggu, sekaligus tradisi “Nyajeni” yaitu tradisi penghormatan yang dilakukan sebelum kegiatan menanam dilakukan kepada Dewi Sri – Dewi Kesuburan.
Acara dimulai dengan penyampaian materi oleh Mahasiswa Desain Interior dengan membagikan leaflet dan menggunakan figur mainan tokoh-tokoh desa Sabrang sebagai media untuk menerangkan materi kepada anak-anak TK dan SD, leaflet tersebut beriskan materi tentang sejarah dari padi Rojolele, ritual ”Nyajeni”, proses persiapan lahan tanam, serta cara menanam padi secara tradisional.
Sebelum menanam dilakukan ritual ”Nyajeni” yang di pimpin oleh sesepuh desa, Mbah Tanem, dengan meletakan sesaji pada 4 sudut lahan tanam. Praktik penanaman padi dilakukan di pagi hari bersama dengan petani lokal dan mahasiswa Desain Interior.
Anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk diajarkan menanam padi secara bersamaan. Mereka menggunakan “Blak” yang merupakan salah satu alat pertanian yang terbuat dari batang bambu dan berfungsi untuk menjaga jarak tanam agar rapi dan sejajar.
Setelah acara praktik menanam padi Rojolele, anak-anak kembali ke Rumah Bambu untuk makan bersama dengan hidangan tradisional dan sederhana khas Jawa.
Hidangan disajikan secara tradisional dan sederhana, yaitu menggunakan tampah berlapis daun pisang. Makanan yang disajikan diolah dengan cara dikukus agar lebih sehat dan serta diambil dari kebun sendiri.
Makanan yang dimasak dan disajikan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sabrang ini antara lain tiwul, gatot, olahan ubi dan singkong, kacang rebus, pisang kukus, lemper, dan ketan, yang ditemani secangkir teh hangat tawar dengan sedikit gula jawa.
Festival ini diharapkan dapat menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak dalam mengenal proses pertanian dan nilai-nilai budaya lokal secara langsung.
Melalui pendekatan interaktif dan partisipatif, Festival Sedina Tani menjadi upaya pelestarian kearifan lokal sekaligus sarana memperkuat hubungan antara generasi muda dengan alam dan tradisi desanya sendiri.
Sentimen: neutral (0%)