Sentimen
Undefined (0%)
3 Jul 2025 : 14.51
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kampung ProKlim Lestari, Benteng Warga Sambiroto Semarang Hadapi Krisis Iklim

3 Jul 2025 : 14.51 Views 19

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Kampung ProKlim Lestari, Benteng Warga Sambiroto Semarang Hadapi Krisis Iklim

Esposin, SEMARANG – Kampung ProKlim Lestari bukan sekadar gelar prestisius, melainkan representasi dari komunitas yang sadar dan tangguh menghadapi perubahan iklim. Inilah yang tengah diwujudkan warga RW 08 Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Melalui beragam aksi nyata di tingkat tapak, mereka membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari rumah dan lingkungan terdekat. Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, dalam kunjungannya ke Sekretariat Bank Sampah Resik Sejahtera, Selasa (1/7/2025) yang lalu menegaskan pentingnya konsep Zero Delta Q.

Konsep ini menekankan bahwa setiap rumah tidak boleh lagi menghasilkan limpasan air hujan (run off) yang memperparah banjir. Sebaliknya, air harus dikelola, diserap kembali ke tanah melalui sumur resapan, biopori, dan vegetasi.

“Ini bukan tentang perlombaan atau menang-kalah. Menjadi Kampung ProKlim Lestari adalah soal ketangguhan warga dalam menghadapi tantangan iklim,” kata Iswar dalam keterangan resminya, Kamis (3/7/2025).

Dia pun memuji kiprah ketua ProKlim RW 08, Heru, yang secara konsisten memimpin gerakan lingkungan sejak wilayah ini pernah terdampak banjir parah meski berada di dataran tinggi.

Apa Itu Kampung ProKlim Lestari?

Kampung ProKlim Lestari adalah bagian dari program nasional Program Kampung Iklim (ProKlim) yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

ProKlim bertujuan membina kawasan permukiman agar mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan secara aktif melakukan mitigasi melalui pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.

Predikat “Lestari” diberikan kepada lokasi yang tidak hanya aktif dan konsisten menjalankan ProKlim, tetapi juga mampu mempertahankan dan mengembangkan inovasi lingkungan secara berkelanjutan.

Di sinilah RW 08 Sambiroto menonjol: tidak hanya membangun sumur resapan, tetapi juga membudayakan daur ulang dan pengelolaan sampah yang kreatif.

Limbah Disulap Jadi Kerajinan

Sambiroto tidak kehabisan ide dalam mengelola sampah rumah tangga. Mereka memproduksi ecobrick berupa baju dan tas dari plastik, lampu hias dari pipa bekas, hingga bunga hias dari majalah usang.

Kegiatan ini mengusung prinsip 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle yang berkontribusi besar dalam mengurangi volume sampah ke TPA.

Selain itu, kampung ini juga aktif melakukan pengomposan skala rumah tangga. Warga terlibat dalam memilah sampah organik dan mengubahnya menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk taman dan kebun lingkungan sekitar.

Pada 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang mendaftarkan 27 lokasi untuk ProKlim melalui Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI). Dari jumlah tersebut, hanya RW VIII Sambiroto yang lolos hingga tahap verifikasi lapangan oleh KLHK.

Sebelumnya, Semarang telah mencetak prestasi nasional lewat ProKlim Lestari di Tugurejo dan Purwoyoso. Sambiroto berpotensi menjadi lokasi berikutnya yang mengharumkan nama kota sekaligus menjadi inspirasi bagi kampung-kampung lain.

Upaya warga Sambiroto membuktikan bahwa membangun kota yang resilient bukan hanya tugas pemerintah, tapi dimulai dari komunitas yang peduli, inovatif, dan terus belajar.

Kampung ProKlim Lestari bukan sekadar penghargaan, tetapi cermin dari gaya hidup yang menghormati alam dan masa depan.

Sentimen: neutral (0%)