Sentimen
Undefined (0%)
2 Jul 2025 : 22.07
Informasi Tambahan

Kasus: HAM

Permukiman Dibom, Direktur RS Indonesia Gaza Meninggal Bersama Keluarga

2 Jul 2025 : 22.07 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Dunia

Permukiman Dibom, Direktur RS Indonesia Gaza Meninggal Bersama Keluarga

Espos.id, GAZA - Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia Gaza meninggal dunia bersama keluarganya akibat serangan udara Israel di bangunan permukiman di Gaza City. Aljazeera yang mengabarkan hal ini pada Rabu (2/7/2025) menyebutkan istri dan anak Marwan al-Sultan meninggal dunia pula dalam serangan itu.

Al-Sultan selama ini menjadi salah satu narasumber utama mengenai kondisi warga di Gaza, khususnya di wilayah utara. Dia selama ini terus mendesak masyarakat internasional agar menekan Israel untuk menjamin keselamatan personel medis, termasuk saat pasukan Israel mengepung atau bahkan menyerang rumah sakit itu.

Sementara itu seharian ini pasukan Israel telah membunuh setidaknya 43 warga Palestina di berbagai lokasi di Gaza. Pasukan Israel menyasar warga yang mencari bantuan dan para pengungsi yang berlindung di tenda-tenda seadanya.

Secara total lebih dari 600 warga Palestina meninggal dunia selama lima pekan terakhir akibat pembantaian pasukan Israel terhadap warga yang mencari atau mengantri pembagian paket bantuan pangan di pos-pos Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan yang didukung AS dan Israel.

Agresi militer Israel di Gaza sejauh ini sudah menelan korban jiwa setidaknya 57.012 warga Palestina dan melukai 134.592 orang lainnya sejak 7 Oktober 2023. 

Pasukan Israel juga terus memperluas serangan ke permukiman-permukiman warga Palestina di wilayah jajahannya di Tepi Barat. Pada Januari silam tentara Israel memulai serangan ke wilayah Jenin dan Tulkarem yang memaksa puluhan ribu warga Palestina mengungsi. Sejak itu aksi penggusuran terhadap permukiman Palestina jadi makin agresif. 

Alon Cohen-Lifshitz, seorang arsitek dan perancang wilayah dari organisasi HAM Israel, Bimkom, menyebut penggusuran oleh militer di kamp pengungsi Palestina di Tulkarem adalah bagian rencana untuk menambah akses ke dalam kamp itu. "Dengan begitu semua mesin militer itu bisa leluasa masuk dan melakukan apa pun yang mereka mau," katanya kepada Aljazeera. Dalam serangan hari ini lebih dari 100 rumah warga Palestina di kamp itu dihancurkan pasukan Israel. 

Cohen-Lifshitz menyebut penghancuran itu adalah upaya untuk menguasai sepenuhnya Area C, wilayah administratif di Tepi Barat yang dikuasai Israel, yang luasnya 60% dari seluruh wilayah Tepi Barat yang seharusnya adalah wilayah Palestina.

"Perencanaan dan penghancuran ini adalah senjata yang dipakai Israel untuk menguasai wilayah. Israel selama ini juga menolak pengajuan izin warga Palestina untuk membangun permukiman di mana hanya kurang dari 1%. pengajuan yang disetujui. 

"Bagi warga Palestina [di wilayah yang dikuasai Israel] hampir mustahil membangun secara legal. Konflik ini semuanya soal tanah dan alassn perencanaan wilayah adalah senjata Israel yang sangat kuat untuk membangun diskriminasi dan mewujudkan perebutan wilayah," kata dia. 

 

Sentimen: neutral (0%)