Sentimen
Undefined (0%)
1 Jul 2025 : 18.09
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Indonesia Pertahankan Surplus Dagang 61 Bulan Berturutan, Disumbang Nonmigas

1 Jul 2025 : 18.09 Views 4

Espos.id Espos.id Jenis Media: Ekonomi

Indonesia Pertahankan Surplus Dagang 61 Bulan Berturutan, Disumbang Nonmigas

Espos.id, JAKARTA - Indonesia kembali memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar US$4,30 miliar pada Mei 2025. Angka tersebut diraih berdasarkan perhitungan nilai ekspor sebesar US$24,61 miliar dikurangi impor sebesar US$20,31 miliar pada periode yang sama.

"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/7/2025).

BPS mencatat surplus neraca perdagangan pada Mei 2025 disumbang oleh komoditas nonmigas, yakni lemak dan minyak hewani atau nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja. Pudji mengungkapkan surplus komoditas non migas mencapai US$5,83 miliar , sedangkan komoditas migas tercatat defisit US$1,53 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

"Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah lemak dan minyak hewani atau nabati HS15, bahan bakar mineral atau HS27, serta besi dan baja HS72," ujar Pudji. Pada Mei 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$4,30 miliar. 

Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Mei 2025 mencatat surplus sebesar US$15,38 miliar. Surplus tersebut ditopang oleh komoditas nonmigas yang sebesar US$23,10 miliar, sedangkan migas masih mengalami defisit US$7,72 miliar.

Data ekspor Indonesia Mei 2025
Data ekspor Indonesia Mei 2025

 

Pudji menyampaikan tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar US$7,08 miliar, India sebesar US$5,30 miliar, dan Filipina sebesar US$3,69 miliar. Di sisi lain neraca perdagangan Indonesia masih defisit terhadap sejumlah negara. Salah satunya Tiongkok yang mencatat defisit terbesar yaitu US$8,15 miliar, Singapura US$2,79 miliar, dan Australia US$2,11 miliar.

Secara rinci, nilai komoditas penyumbang surplus pada Januari-Mei 2025 adalah lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$12,44 miliar, bahan bakar mineral US$11,51 miliar, serta besi dan baja sebsar US$7,53 miliar. Sedangkan nilai komoditas penyumbang defisit adalah mesin dan peralatan mekanis sebsar US$10,76 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$4,53 miliar, dan plastik dan barang dari plastik US$3,13 miliar.

 

 

Sentimen: neutral (0%)